Malam sudah turun sempurna di rumah peninggalan orang tua Rio. Lampu gantung di ruang makan menyebarkan cahaya hangat, memantul di meja kayu tua yang masih terawat baik. Aroma masakan sederhana masih menggantung di udara, berpadu dengan wangi teh melati yang baru saja diseduh Laras. Rio menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu menatap Laras dengan senyum ringan. “Ras, gimana tadi check-upnya? Semua lancar?” tanyanya sambil meraih gelas teh di hadapannya. Laras tersenyum kecil, matanya langsung berbinar. “Alhamdulillah, lancar. Dokternya bilang kondisi janinnya sehat.” Tangannya merogoh tas kecil di samping kursi, lalu mengeluarkan selembar foto hasil USG yang masih hangat di kepalanya. Wajahnya semakin berseri ketika menunjukkannya pada Rio. “Lihat ini,” ucapnya, suaranya lembut tapi penuh

