Cahaya matahari menembus tirai tipis kamar Laras, membuat ruangan terasa hangat. Jam dinding sudah menunjukkan lewat pukul delapan, tapi ia baru saja membuka mata. Laras mendengus pelan, lalu mengusap wajahnya yang masih berat karena kantuk. “Ya ampun… kesiangan,” gumamnya pada diri sendiri, buru-buru bangkit dari tempat tidur. Dengan langkah agak terburu, Laras menuju kamar mandi. Ia mandi singkat, hanya sekadar menyegarkan diri. Selesai, ia mengenakan pakaian rumah yang longgar dan nyaman. Rambutnya yang masih sedikit basah ia sisir asal-asalan dengan jari, lalu dikuncir rendah agar tidak mengganggu. Begitu keluar kamar, aroma masakan langsung tercium dari arah dapur. Laras melangkah ke ruang makan dan mendapati meja sudah rapi dengan beberapa hidangan sarapan. Ada nasi hangat, sayur

