Bab 82

2322 Words

Pesawat yang ditumpangi Laras akhirnya mendarat mulus di Bandara Wanaraya, sebuah bandara kecil di daerah pelosok timur yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Begitu ia melangkah keluar, udara lembab langsung menyambut, membawa aroma tanah basah dan pepohonan yang berbeda dengan udara kota. Semuanya terasa asing. Bangunan bandara sederhana, dindingnya bercat kusam, tak ada hiruk penumpang seperti yang biasa ia lihat di kota besar. Di pintu keluar, seorang sopir sudah menunggunya sambil membawa papan nama. Lelaki paruh baya itu tersenyum ramah. “Mbak Laras?” tanyanya sopan. “Iya, saya,” jawab Laras singkat, mencoba tersenyum meski matanya masih menyisakan lelah setelah penerbangan panjang. Sopir itu sigap mengambil koper besar dari tangannya. “Mari, mobilnya di depan. Perjalanan agak ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD