Bab 136

2232 Words

Pagi itu rumah sakit terasa lebih tenang dari biasanya. Sinar matahari menembus tirai besar di lobi utama, menimbulkan pantulan hangat di lantai marmer yang berkilau. Suara langkah kaki staf bergema lembut, bercampur dengan aroma antiseptik yang tajam namun akrab. Adrian berjalan menyusuri koridor lantai tiga dengan map di tangannya. Jas putihnya rapi, kemejanya bersih tanpa satu lipatan pun. Raka yang berjalan di belakangnya memperhatikan dengan saksama. Sudah beberapa hari ini, atasannya itu terlihat lebih tenang, lebih terkendali. Tidak ada lagi wajah kusut karena kurang tidur atau nada bicara tajam yang sering keluar saat rapat. Namun ketenangan itu terasa seperti ketenangan yang dipaksakan. Segalanya tampak rapi di permukaan, padahal pikirannya tidak benar-benar diam. “Ini hasil ob

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD