Bab 21

2017 Words

Adrian masih duduk di kursi, tubuhnya condong sedikit ke depan. Kedua tangan bertaut di atas lutut, jarinya mengetuk pelan tanpa sadar, ritme yang konstan namun penuh ketegangan. Tatapannya tajam, sesekali berpindah dari wajah Laras ke layar monitor medis, lalu kembali lagi padanya. Lampu kamar rumah sakit yang hangat memantulkan bayangan tipis di wajah Adrian, menajamkan garis rahangnya yang tegas dan dingin. Laras menggeser posisi tubuhnya perlahan, menahan napas saat rasa sakit di perut kembali menusuk. Selimut terseret turun beberapa inci, dan dalam sekejap Adrian berdiri. “Don’t move too much, Laras. Just stay still,” ucapnya singkat, nadanya tegas, hampir terdengar seperti perintah. Tangannya meraih selimut dengan cepat, menariknya kembali menutupi tubuh Laras. Gerakannya kaku, tap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD