Malam itu rumah terasa begitu tenang. Lampu-lampu di halaman depan sudah dimatikan, hanya menyisakan cahaya lembut dari ruang tamu yang memantul ke dinding. Di dalam rumah, suasana hening, seolah waktu melambat agar malam itu bisa dinikmati lebih lama. Adrian duduk di ruang kerjanya dengan posisi sedikit membungkuk. Lampu meja menyinari tumpukan berkas yang tertata rapi di hadapannya. Kertas-kertas itu penuh angka, tabel, dan catatan tangan yang ia buat sendiri. Biasanya, dunia kerja adalah tempat pelariannya, sesuatu yang membuatnya merasa tenang. Namun malam itu, meski matanya menatap setiap halaman dengan saksama, pikirannya berkelana ke tempat lain. Di luar, hujan baru saja berhenti. Sisa air menetes perlahan dari talang ke halaman batu. Udara di ruangan terasa lembab, dingin, namun

