Bab 125

2871 Words

Rumah itu terasa asing, padahal seharusnya menjadi tempat Laras pulang. Rumah yang biasanya memberi rasa tenang kini justru terasa dingin, sepi, dan penuh kenangan samar tentang hari-hari sebelum semuanya berubah. Hujan sore baru saja reda, menyisakan aroma tanah basah yang samar masuk dari jendela ruang tamu yang sedikit terbuka. Sebuah mobil hitam berhenti perlahan di depan pagar rumah yang tenang sore itu. Udara masih lembap setelah hujan siang tadi. Dari dalam mobil, Rendra turun lebih dulu. Ia mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai siku. Gerakannya teratur, seperti orang yang terbiasa menjaga wibawa dalam setiap tindakannya. Ia membuka pintu penumpang belakang dengan hati-hati, lalu sedikit menunduk untuk memeriksa posisi kursi roda. "Pelan-pelan," katanya lembut. I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD