Pagi di ibu kota dimulai dengan langit abu-abu yang tertutup awan tebal. Gedung-gedung tinggi tampak dingin di bawah cahaya yang muram. Di lantai dua puluh tiga gedung Pratama Group, suasana kantor masih lengang, hanya terdengar suara langkah karyawan yang baru tiba dan dengungan lembut pendingin ruangan yang terus bekerja. Rendra sudah duduk di ruang kerjanya sejak pukul tujuh lewat lima belas. Kemejanya rapi, dasinya terpasang sempurna, namun wajahnya menunjukkan ketegangan yang sulit disembunyikan. Ia menatap layar monitor di mejanya, memperbesar foto yang baru dikirim oleh seseorang semalam. Foto itu menampilkan dirinya sedang berdiri di taman, mengenakan pakaian kasual, sementara Laras duduk di bangku dengan stroller di sampingnya. Di dalam stroller itu, Arshaka tampak tertidur pula

