Bab 147

2405 Words

Malam sudah turun sempurna ketika Rendra membuka pintu ruang kerjanya. Udara dingin masuk bersamaan dengan aroma hujan yang masih tersisa di luar. Ruangan itu gelap, hanya diterangi lampu meja di sudut, memantulkan cahaya lembut di permukaan meja kerja dari kayu mahoni. Di sana sudah ada Rey, duduk tegak dengan laptop terbuka di depannya. Suara ketikan jari di papan ketik terhenti begitu Rendra melangkah masuk. “Selamat malam, Pak,” sapa Rey dengan nada sopan namun berusaha terkendali. Suara ketikannya di laptop baru saja berhenti dan ia tahu malam ini bukan waktu untuk basa-basi. Di raut wajahnya ada garis waspada, seolah sedang membaca cuaca emosi tuannya. “Saya sudah menyiapkan laporan yang Bapak minta,” tambahnya dan menaruh sedikit alis menandakan kesiapan. Rendra menutup pintu deng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD