Mobil terus melaju dalam keheningan. Saat ini Radit duduk di samping Amira yang sedang mengemudikan mobil. Radit masih merasa kesal karena Amira kembali mencoba untuk menerobos masuk ke dalam ruangan pribadinya. “Bukankah aku sudah ngelarang kamu berkali-kali? Kenapa kamu masih saja ingin mengetahuinya, ha?” tanya Radit lagi. Amira berdecak pelan. “Jangan lebay deh! Aku juga nggak ingin tau kok! Dan nggak usah sok pasang muka galak kayak gitu juga!” Radit mengembuskan napas kasar. “Kamu memang nggak pernah bisa menghormati privasi orang lain.” Amira langsung menatap tajam. “Hentikan omong kosongmu itu atau kamu turun sekarang juga!” Deg. Ancaman itu sukses membuat Radit bungkam. Lelaki itu juga memperbaiki posisi duduknya. Radit yang tahu betul watak Amira pun tidak lagi bersuara. K