Beberapa saat lamanya, Dhena berada dalam pelukan mesra Yoga. Tidak pingsan, namun pikirannya sangat kacau berkecamuk. Andai dalam waktu dekat dia benar-benar hamil, pasti akan timbul masalah yang cukup pelik. Walau ketika Rayan masih menjadi suaminya beberapa bulan terkahir tidak memberinya nafkah batin, tetapi dia pasti akan dengan sangat bangga mengakui kehamilannya dan akan dia jadikan dalih untuk membatalkan perceraiannya. Dhena tidak mungkin meminta pertanggung jawaban dari Rizal, karena mungkin saja Rizal akan tetap menikah dengan Ghina. Dan hamil ketika massa iddah, akan sangat memalukan jika Dhena terbuka terus terang siapa ayah janin dalam kandungannya. "Cikgu, are you, oke?" Yoga berbisik seraya mencium kening Dhena. Dhena mengangguk. Raga Dhena sangat oke, hanya sukmanya ya

