Atas dasar kemanusiaan, Dhena akhirnya meminta Ghina untuk pulang dengan diantar oleh Rayan. Sementara Rizal setelah berulang-ulang mengiba, meminta untuk bicara empat mata, akhirnya Dhena mengizinkan dan mengajak Rizal untuk bicara di dalam rumahnya. "Mertua!" Dhena kembali berteriak. "Ya, manantuku, pendekarku, jagoanku. Ada apa, Sayangku, cintaku negeriku selamat hari pahlawan, Merdeka!" Bi Arnah berdiri tegak laksana tiang bendera. "Oh my God! Lengkap amat, Bi! emangnya bibi bisa nyanyi Indonesia Raya?" "Ahsyiaaap, tapi ada yang lupa dikit, hehehehe," Bi Arnah menjawab cengengesan. "Ya udah kalau gitu bikinin kopi dua. Kasihan Rizal tadi minumnya jus pare, hehehe." "Hmmmm masih untung dikasih pare, harusnya diberi jus rawit 2 kilo." Bi Arnah mendelik menatap Rizal yang berdiri di

