Dhena 56

1972 Words

Dhena menarik napas panjang. Beberapa kali hatinya melafazkan doa-doa pereda emosi dan mengendalikan diri. 'Hati gue boleh panas namun kepala harus tetap dingin. Mata boleh sepet melihat keromantisan si Rizal dan si Ghina, namun pikiran gue harus tetap waras.' "Eh Bu Dhena, baru pulang ya? Kok malam amat? Perasaan tadi waktu kabur dari kontrakan kami masih sore? Kemana dulu, Bu?" Ghina menyambut dengan pertanyaan yang benar-benar membuat Dhena speechless. Tak menduga Ghina akan melontarkan pertanyaan tidak sopan dan tidak bersahabat. 'Pertanyaan sialan! gue dibilang kabur. Terus gue harus jawab apa coba?' maki Dhena dalam hati. "Duh, pengantin baru. Terima kasih sudah mau main ke sini." Dhena segera berbasa-basi mengalihkan obrolan seraya menerima uluran tangan pasangan suami istri yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD