Kami sama-sama diam setelah aku langsung mengatakan tidak untuk lamaran yang sedikitpun nggak ada romantis-romantisnya, suara Gibran K mengeong kembali aku dengar dan dengan reflek aku mengendongnya. "Iya iya," balasku sambil menoel hidungnya. "Kamu pikir kakak akan menyerah? Walau seribu kalipun kamu menolak, kakak akan melamar kamu sampai kata 'ya' kakak dengar dari mulut kamu yang manis itu," balasnya sambil meminta Gibran K. "Seribu kali elo melamar, sepuluh ribu kali gue menolak," balasku tak mau kalah. "Kamu aneh ya Sean, diajakin untuk halal malah nolak tapi bagian cium-ciuman langsung iya," dia menggelengkan kepalanya sedangkan wajahku langsung memerah menahan malu akibat mendengar ucapannya. "Gue... itu... anu...sembarangan! Au ah pokoknya kalau kucing gue suda