MMYM.06 PERJALANAN BISNIS KE TOKYO (2)
Hari kedua…
Dari pagi hingga sore hari aku dan Sandra Tan hanya bersantai di hotel sambil menikmati segala fasilitas yang ada. Dari olahraga di gym center, berenang di rooftop pool, dan bersantai di kamar. Seharian Sandra Tan ada di dalam kamarku melakukan apa yang ia suka seperti menonton film yang ia suka. Sedangkan aku duduk di sofa, sibuk membaca berita yang aku sukai yang ada di internet. Kami menghabiskan hari ini dengan bersantai sambil menunggu malam untuk menghadiri acara yang di adakan oleh Maxwell Inc.
Tanpa terasa hari sudah menunjukkan pukul 6 sore. Acara yang di adakan oleh pihak Maxwell Inc akan di adakan pada pukul 7 malam. Aku dan Sandra Tan yang hendak menghadiri acara tersebut dengan segera mengemasi diri, berdandan dan memakai pakaian yang cocok untuk menghadiri acara tersebut. Ini untuk pertama kalinya aku menghadiri acara resmi tanpa suamiku James Phillip, dan hanya di temani oleh asistenku Sandra Tan.
“Direktur Lea, apa Direktur sudah siap?” Sandra Tan bertanya padaku saat memasuki kamarku setelah mengganti pakaiannya ke kamarnya.
Aku yang sedang berdandan pun menoleh ke arahnya dan tersenyum. “Sedikit lagi. Apa kamu sudah siap, Sandra?”
“Sudah, Direktur.”
“Jam berapa kita akan berangkat?”
“Sebentar lagi supir Tuan Hiroshi akan menjemput kita di lobby, Direktur.”
Aku meletakkan semua alat riasku di atas meja rias. Lalu aku bangkit dari kursi yang ada di depan meja rias melihat penampilanku di cermin sambil memeriksa riasanku. Setelah aku merasa yakin tidak ada yang kurang dari penampilanku malam ini, aku pun berkata, “Oke. Aku sudah siap. Kita sudah bisa turun ke lobby.”
Saat aku membalikkan tubuh dan hendak melangkah keluar kamarku, Sandra Tan yang tengah berdiri di tengah ruangan terpaku menatapku. Aku yang melihatnya terpaku, merasa tidak nyaman sambil menundukkan kepala memeriksa penampilanku sendiri. “Sandra, apa ada yang aneh pada diriku? Apa ada yang kurang?”
Dengan segera Sandra Tan menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak Direktur Lea. Tidak ada yang kurang dari penampilan Direktur. Setiap hari Direktur Lea selalu tampak memukau. Dan malam ini Direktur Lea tampil sempurna dan elegan. Pantas saja CEO James memilih Direktur menjadi istrinya.”
“Apa kamu mengatakan hal itu dari hati?”
“Tentu saja. Mana mungkin aku membohongi Direktur Lea. Aku mengatakan apa adanya sesuai dengan apa yang aku lihat.” Sandra Tan tersenyum padaku.
Dan aku pun tersenyum membalas senyumannya sembari berkata, “Kamu juga telihat sangat cantik malam ini, Sandra. Aku menyukai gayamu yang chic ini. Sekarang ayo kita pergi. Jangan biarkan orang Tuan Hisroshi menunggu kita terlalu lama.”
“Baik, Direktur Lea.”
Saat kami baru sampai di lobby hotel, seorang supir yang telah di utus oleh Tuan Hiroshi untuk menjemput kami pun telah menunggu. Kami mengikutinya menuju parkiran dan berangkat ke gedung perusahaan Maxwell Inc.
Beberapa menit kemudian kami pun telah sampai di halaman depan gedung perusahaan. Aku dan Sandra Tan turun dari mobil dan melangkah menuju lobby perusahaan yang telah di hias sedemikian rupa. Lobby perusahaan dengan design futuristic yang kami lihat sehari yang lalu, kini telah berubah tampilan menjadi full colour dengan berbagai hiasan dan banner bergambar logo dan tulisan CHATTIME di setiap sudut lobby. Dan di salah satu sudut lobby yang ada di dekat lift, terdapat photo booth dengan property khas ChatTime. Aku dan Sandra Tan pun menyempatkan diri untuk berfoto di sana sebagai kenang-kenangan.
Sekarang hari sudah menunjukkan pukul 18.45 waktu Tokyo. Setelah berfoto di photo booth yang telah di sediakan, aku dan Sandra Tan pun melangkah memasuki lift menuju lantai dua tempat di mana acara di selenggarakan. Saat kami telah sampai di lantai dua, terlihat begitu banyak para tamu undangan yang mengantri untuk memasuki hall tempat acara tersebut di selenggarakan. Dan kami pun juga harus ikut mengantri memasuki hall tersebut.
Saat aku dan Sandra Tan tengah mengantri memasuki hall, Tuan Hiroshi berserta bawahannya berjalan di samping antrian hendak memasuki hall. Dan di saat ia hendak melewati kami, ia pun melihatku yang sedang menoleh ke arahnya. Ia tersenyum dan menyapaku, “Direktur Lea, akhirnya Anda datang juga.”
Aku membalas senyuman Tuan Hiroshi, “Sesuai yang aku katakan, bahwa aku akan datang Tuan.”
“Kenapa Direktur Lea ikut mengantri di sini?”
“Karena aku lihat tamu yang datang mengantri, jadi kami juga ikut mengantri Tuan.”
“Kalau begitu, mari ikut aku Direktur Lea! Kita akan masuk ke dalam hall bersama.”
“Apa itu tidak apa-apa Tuan?” Aku bertanya karena merasa segan dengan tamu undangan lainnya.
“Tidak apa-apa. Mari ikut aku! Direktur Lea juga sudah bagian dari kami.”
“Baiklah kalau begitu.” Aku dan Sandra Tan pun keluar dari barisan antrian dan mengikuti rombongan Tuan Hiroshi memasuki hall melalui pintu masuk khusus.
Saat kami baru saja di sampai di depan pintu masuk, kami yang hendak memasuki hall di hadang oleh beberapa orang panitia acara. Panitia acara itu meminta kami untuk mendownload aplikasi ChatTime di playstore ponsel kami masing-masing sebelum memasuki hall. Kemudian barcode yang ada di aplikasi tersebut dijadikan sebagai bukti resmi kehadiran para tamu undangan.
“Ini ponselmu Nona. Kami telah meng-scan barcode nya sebagai tanda kehadiran tamu undangan. Setelah ini Nona bisa berbagi barcode dengan orang-orang yang Nona kenal yang kemudian akan manjadi kontak Nona di aplikasi. Nona juga sudah bisa menggunakan aplikasi ChatTime sebagai sarana komunikasi dengan orang-orang tedekat dengan fitur chatting, pesan suara dan video call. Terima kasih telah mendownload aplikasi kami. Selamat menggunakan aplikasi ChatTime dan menikmati segala fiturnya Nona. Dan silahkan masuk.” Salah satu panitia itu mengembalikan ponselku dengan tersenyum dan mempersilahkanku untuk memasuki hall.
Setelah aku dan Sandra Tan memasuki hall, terlihat sudah banyak para tamu undangan yang hadir dalam hall ini. Mereka semua terlihat seperti orang-orang penting di dunia bisnis dan para selebriti terkenal dengan tampilan berkelas. Dari para tamu undangan aku juga melihat begitu banyak wajah-wajah non Asia yang menjadi tamu undangan. Di acara ini sangat terlihat, jika perusahan Maxwell Inc adalah perusahaan yang patut di perhitungkan dan sangat tersohor.
Orang-orang yang ada di sekitar kami terlihat sangat sibuk berbagi barcode akun mereka untuk menjadikan rekan-rekan mereka kontak di aplikasi ChatTime yang ada di ponsel mereka masing-masing. Beberapa orang yang aku kenal juga ikut membagikan barcode akun ChatTime mereka padaku. Termasuk Sandra Tan dan Tuan Hiroshi serta beberapa orang staff Maxwell Inc yang ikut meeting denganku kemarin. Kami saling berbagi barcode sambil menunggu acara inti di mulai pada pukul 8 malam nanti.
Tidak lama kemudian aku dan Sandra Tan mengikuti Tuan Hiroshi dari belakang menuju sudut hall, di mana di sana ada begitu banyak makanan dan minuman yang disediakan untuk para tamu undangan. Dan saat kami telah sampai di sudut hall, Tuan Hiroshi pun berkata, “Direktur Lea, Nona Sandra, silahkan cicipi hidangan yang telah di sediakan.”
“Terima kasih Tuan atas jamuannya.”
Tuan Hiroshi menganggukan kepalanya dan tersenyum, “Kalau begitu aku permisi dulu Direktur Lea, Nona Sandra. Ada hal yang harus aku urus sebelum acara inti di mulai.”
“Baik, Tuan Hiroshi. Silahkan.” Aku membalas senyumannya.
Aku yang baru saja selesai mengambil minuman dan beberapa dessert berkata pada Sandra Tan dengan suara rendah sambil berjalan menuju sebuah meja yang tidak jauh dari tempat kami sebelumnya berdiri, “Sandra, apa menurut aplikasi ini sangat berguna?”
“Tentu saja, Direktur. Setelah memperhatikan semua fiturnya, aku rasa aplikasi ini sangat bagus. Tidak hanya bisa chatting dengan kontak yang ada, kita juga bisa membuat grup dengan kontak yang kita kenal. Kita juga bisa menelepon, mengirim pesan suara dan juga video call. Menurutku ini adalah aplikasi chatting yang sangat bagus dan fungsional.” Sandra Tan menjawab pertanyaanku setelah kami duduk di meja yang kami tuju.
Aku dan Sandra Tan menikmati minuman dan dessert yang ada di meja dengan tenang sambil mendengarkan alunan music instrumental yang disertai dengan hiruk pikuknya suasana di hall. Sesekali aku melirik ke kiri dan ke kanan melihat suasana hall yang semakin lama semakin ramai. Saat aku melihat ke sekitarku, terlihat seorang pria muda dan tampan sedang duduk sendirian di meja yang ada di sudut ruangan. Tanpa sengaja mata kami saling bertemu saat pria itu juga menoleh ke arahku. Kami saling bertatapan cukup lama, lalu aku segera memalingkan wajahku ke arah lainnya. Karena aku tidak mengenalnya, jadi aku tidak berniat untuk tersenyum atau pun menyapanya.
Saat aku kembali focus pada makanan yang ada di hadapanku, tiba-tiba seseorang hadir dan berdiri di sampingku. Aku menoleh ke samping melihat siapa yang datang menghampiriku. Ternyata yang berdiri di sampingku adalah pria tadi yang sempat bertatapan lama denganku. Ia tersenyum padaku dan berkata, “Selamat malam. Apa Anda Direktur Eleanor Leora?”
Aku menganggukan kepala dan membalas senyumannya, “Ya, aku Elenor Leora.”
“Perkenalkan, aku Nichol.” Ia mengulurkan tangannya padaku dan aku pun menjabat tangannya. Setelah kami berjabat tangan, pria yang bernama Nichol itu kembali berkata, “Apa aku boleh menambahkan akun Anda di kontak ChatTime ku?”
“Ya tentu. Tunggu sebentar.” Aku mengambil ponselku yang ada di dalam clutch hitamku dan kemudian memberikan ponselku kepada pria itu setelah aku membuka aplikasi ChatTime terlebih dahulu.
Setelah ia meng-scan barcode akun ChatTime ku, pria itu pun mengembalikan ponselku. “Oke, sekarang kita sudah berteman. Terima kasih Leora.”
“Sama-sama.” Aku menjawab sambil menerima ponselku yang ia berikan.
Setelah pria itu pergi, Sandra Tan yang dari tadi hanya diam mendekatkan wajahnya ke telingaku dan bertanya, “Direktur Lea, apa Direktur mengenal pria tampan itu?”
“Tidak. Aku tidak mengenalnya.”
“Lalu kenapa membagikan barcode akun ChatTime Direktur jika tidak mengenalnya?”
“Aku juga tidak tahu. Aku rasa pria itu adalah orang baik, jadi tidak usah khawatir. Lagi pula aku belum tentu akan sering-sering memakai aplikasi itu.”