Rafi “Kita bulan madu yuk.” Ajakku tiba-tiba usai permainan panas kami malam ini. Yeap, akhirnya kami melakukan penyatuan itu tanpa ada paksaanku ke Suci, tentu saja dia melayaniku sepenuh hati. “Hah? Bulan madu?” tanyanya dengan nafas masih terengah. Dadanya yang polos tanpa penutup apapun terlihat naik turun seirama nafasnya. Aku, dengan posisi tubuh yang tengkurap di sebelah Suci, menarik selimut hingga menutupi dadanya, “lebih baik ini ditutup daripada kita tidak tidur semalaman.” Bisikku nakal. Dia mencubitiku dengan manja. “Memangnya Kak Rafi mau ngajak bulan madu ke mana?” dia malah bertanya. “Euum.. gak ada ide. Terserah kamu mau ke mana.” Kataku sembari memainkan rambut hitam panjangnya. Aku suka sekali rambutnya. Suci miringkan tubuhnya ke kiri untuk bisa melihat ke arah