Part 35. Rencana Erlan

1252 Words

Rafi "Uci, aku..." "Jangan sentuh aku! Pergi!" katanya sengit. Tadi aku berniat untuk menyentuh keningnya, untuk tahu apakah dia masih demam atau tidak. Aku meringis, menghela nafas dan memutuskan keluar kamar. Tiap kali Suci berkata agar aku tidak menyentuhnya, hatiku bagai teriris dan disiram cuka. Tapi aku ikuti inginnya Suci. Di meja makan, aku menelpon Erlan karena membutuhkan teman untuk bercerita, “gimana kabar Suci?” tanya Erlan begitu panggilan video tersambung, matanya memicing melihatku yang tidak bersemangat, “elu kenapa itu muka bengkak tapi badan elu kurusan gitu?” “Kena bogem mentah papa," ringisku, "Lan, kasih gue ide untuk bisa ngeluluhin hati Suci dong, gue udah putus asa.” Selama aku tidur terpisah dari Suci, aku sering menelpon Erlan sekadar curhat. Erlan tampak ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD