Tepat pukul tujuh belas mereka melangkah keluar dari hotel menuju Acoustic Music Centre tempat Adriana Spina melakukan perform-nya nanti malam. Sebelah tangan Borne mengenggam tangan Debby, sementara satu tangannya lagi menggenggam paper cup berisi latte hangat kegemarannya yang tadi dibelinya di café hotel. “Gimana pelatihan kamu sayang?” tanya Debby. “So far so good sih alhamdulillah. Tapi mulai minggu depan mulai banyak project yang harus dikerjain. Mudah-mudahan aku bisa cepat adaptasi.” “Kalau kamu capek, jangan dipaksain nyamperin aku terus. Biar aku yang datang. Oke?” “Oke.” Belum lama mereka berjalan, Borne menangkap bayangan seseorang yang cukup dikenalinya. Perempuan itu keluar dari hotel yang tak jauh dengan hotel mereka. Borne menghentikan langkahnya, memicingkan kedu