Tinggal satu hari dia berada di Panti. Jihan berharap waktu bisa berjalan lebih cepat dan dia bisa segera kembali ke Flanden untuk bekerja. Beru beberapa jam berlalu pintu kamarnya sudah diketuk dari luar. Dia tidak tahu siapa yang datang untuk menemuinya pagi itu. Jihan segera membukakan pintu. Dia melihat Bu Ana dengan bibir tersenyum berdiri di luar pintu kamarnya. "Ibu?" Sapa Jihan dengan wajah heran sekaligus senang melihat wanita itu ada di sana. Jihan segera membawanya masuk ke dalam kamar. "Hal penting apa yang membawa Ibu ke mari?" Tanyanya pada Bu Ana. Wanita itu sudah mendapatkan kabar kalau Jihan akan pergi dari panti tidak lama lagi. "Aku dengar kamu akan pergi Arlina?" Ucapnya seolah menunggu kepastian dari wanita muda tersebut. "Iya Bu. Besok saya akan pergi, sebetul

