BB 67

1200 Words

Keesokan harinya, Meli terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuh. Wajahnya memerah mengingat kejadian semalam. Bryan telah melaksanakan tugas sebagai seorang suami. Malam pertama yang sempat tertunda akhirnya terjadi juga. Hari sudah mulai beranjak siang. Sepertinya mereka terlambat bangun karena terlalu larut dengan permainan semalam. Bryan memperlakukan Meli dengan lembut, membuat ia melayang bagaikan ke awan. Meli merapatkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. Pakaian miliknya dan Bryan berserakan di lantai kamar. Meli kemudian memandang Bryan yang masih terlelap tidur di sampingnya. Tangan Bryan memeluk erat pinggang Meli, seolah tidak mengizinkannya pergi menjauh. Harus Meli akui, Bryan memiliki wajah yang sangat tampan. Bahkan s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD