Gejolak kerinduan menyelimuti mereka berdua. Hiro dan Navia masih bermesraan. lelaki itu tidak hanya mengendus dan menyesap leher Navia tetapi jarinya menyelinap masuk melalui celah kancing baju gadis itu. Hari itu, rasanya Hiro ingin melakukan sesuatu yang lebih terhadap Navia. "Mas, stop. Kita ngapain, Mas? Nanti kalau keterusan gimana?" protes Navia menghentikan tindakan Hiro agar tidak terlalu jauh. Seketika akal sehat lelaki itu kembali dan menarik jari-jari nakalnya dari dalam baju Navia. "Maaf, Sayang, aku kelepasan. Jangan marah, aku tidak akan mengulanginya lagi, maafin aku." Hiro memegang kedua pipi Navia untuk meyakinkan gadis itu. "Nggak apa-apa, Mas. Aku hanya mengingatkan kamu supaya tidak bertindak lebih jauh. Aku tahu kamu pasti sangat merindukanku, aku juga." Navia me

