Bab 23 : Waktu Berdua

1167 Words

"Kamu belum jawab pertanyaan saya, Naya," ujar dokter Rafa, nadanya tenang tapi matanya menatap dalam—tak lepas dari lawan bicaranya. Nayla mendengus pelan. "Dok, potong kambing deh kalau saya ganti-ganti nama. Naya, Nayla... usil banget sih," protesnya sambil memicingkan mata, membuat Rafa tergelak tertahan. Kini mereka duduk santai di kafetaria rumah sakit. Suasananya cukup lengang, hanya ada suara gelas beradu dan sesekali obrolan dari meja lain. Rafa menaikkan sebelah alis, masih menanti jawaban yang belum sempat ia dengar sejak tadi di ruang perawatan Salsa. "I'm good, Dok. Terima kasih, loh, sudah perhatian," ujar Nayla akhirnya, memeletkan lidahnya ke arah Rafa. "Saya kira kamu dan Tsabit ada hubungan spesial," sambung Rafa pelan, menyesap minumannya. Nayla terkekeh pelan samb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD