Dua hari terakhir terasa begitu membahagiakan bagi Nayla. Kemarin, mereka menikmati es krim bersama, lalu menonton film di bioskop berdua. Kebersamaannya dengan Raivan mengingatkan Nayla pada masa remaja mereka—lucu rasanya, dulu hubungan mereka sebatas kakak-adik, kini menjadi suami-istri. Kemarin adalah pertama kalinya Nayla dan Raivan benar-benar menghabiskan waktu hanya berdua, tanpa embel-embel Salsa. Selama dua hari itu pula, setiap kali Nayla membuka mata di pagi hari, Raivan ada di sampingnya. Meski tak terjadi apa-apa di antara mereka, Nayla merasa tenang. Ia pun belum siap melangkah lebih jauh jika hati Raivan masih setengah hati. Kalimat Raivan malam itu, tentang dirinya yang belum siap membersamainya, terasa seperti tembok pembatas tak kasat mata yang masih kokoh berdiri. Na

