Dream or real?-1

1023 Words

Kaflin tersenyum melihat Ami menatapnya tanpa berkedip, lalu wanita itu menghela napas dalam. “Kenapa?” “Masih sulit di percaya Pak dokter sungguh ada di depan saya.” Ungkapnya jujur seperti biasa. Berkali-kali ia tak ingin percaya jika semua nyata, tetapi Kaflin sungguh ada di depannya. Kaflin Lais, bukan yang lain apalagi bayangan. “Seperti mimpi?” satu alis Kaflin naik, mudah menebaknya. Ami mengangguk polos, “saya bisa bantu buktikan.” “Buktikan apa? Ini mimpi atau bukan?” “Ya.” “Caranya—Aduh!” Ami mengadu saat Kaflin mencubit pipinya kencang. Kaflin menarik tangannya dan tergelak sementara Ami mengelus pipinya. “Sakit?” tanya Kaflin. “Ya. Pak dokter tega sekali!” keluh Amira. “Sorry ya..” ucapnya lembut, dia sedikit menunduk lalu mengusap pipi Ami, tempat tadi ia mencu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD