“Aku memaksa Shenna bicara.” “Apa yang Mas cari dengan memaksa Mbak Shenna?” “Jawaban yang dia gantungkan bertahun-tahun lalu.” “Diantara kalian ada yang belum usai..” gumam Ami. Kini semakin khawatir. Harus menempatkan dirinya seperti apa? Bertahan sakit, melepaskan tak bisa. “Hanya itu, Ami. Tidak ada tujuan lain.” Kaflin bicara jujur. Semuanya. Tidak ada tujuan lain selain memang dia hanya ingin mendapat jawaban itu. “Shenna belum sempat memberiku jawaban, aku melihat darah mengalir segar dari hidungnya lalu wajahnya sangat pucat dan ia jatuh pingsan di hadapanku. Aku mencoba bersikap tenang, memeriksanya lalu membawa ke rumah sakit ini.” “Apa yang Mbak Shenna alami?” Belum sempat Kaflin menjawab seorang pria datang bersama seorang wanita. Bagi Ami dan Kaflin, keduanya asing