"Eghh." Aurora mengerang dengan parau. Hidungnya menangkap aroma tanah basah. Matanya mencoba untuk terbuka sepenuhnya. Kedua kelopak mata Aurora mengerjap beberapa kali.
Sangat kesadarannya sudah terkumpul sempurna, kilasan kejadian yang terjadi padanya langsung terputar di kepalanya.
Ia pergi keluar kawasan perkemahan bersama Anna, Ethan, dan Jacob.
Ia terjatuh ke dalam jurang.
Dan ia terbangun dalam kondisi yang mengerikan. Baju nya sedikit robek, tangan dan kakinya sedikit lecet menunjukkan memar-memar di tubuhnya..
Grrrr...
Aurora tersentak. Suara apa itu?
Ggrrrrr...
Srek!
Aurora mencari asal suara tersebut, ia berdiri. Matanya menangkap semak-
semak yang bergerak-gerak tidak karuan. Kecemasan yang luar biasa mendera diri Aurora. Makhluk apa yang sedang bersembunyi di bali semak itu?
GRRRR...
"KYAAA," pekik Aurora.
Yang bersembunyi di semak tadi ternyata dua ekor Serigala, dan kini serigala-serigala itu berjalan mendekat ke arahnya.
"Jangan mendekat!" Aurora langsung berdiri dan mundur selangkah. Wajahnya sudah benar-benar pucat.
Serigala itu terus menggeram membuat Aurora tambah takut. Huaa, apakah ia akan mati?
Aurora baru saja senang saat mengetahui dirinya selamat dari jurang. Dan kini ia malah dihadapkan kembali dengan dua ekor serigala? Apakah ia akan merasakan sakit dua kali? Jatuh dari jurang dan mendapat koyakan dari cakar tajam dua serigala itu?
Brukk...
Ya tuhan, di belakang Aurora ada pohon besar, dan tubuhnya sudah menempel dengan pohon itu. Serigala itu semakin mendekat.
Aurora memejamkan matanya, sekarang ia sudah pasrah. Lagian kalau ia berlari, Serigala itu pasti mengejar nya juga. Dan ia sudah berada di bawah jurang, tidak memungkinkan juga ia kembali ke atas jurang. Ia yakin seratus persen teman-temannya sudah menganggap ia telah tiada.
"Ggrrrrr!"
Brukk...
Aurora membuka matanya, ia tidak merasa terluka. Harusnya Serigala itu sudah mengoyakkan tubuhnya dengan taring di dalam mulut dan cakar tajam Serigala itu. Tapi tidak terjadi apapun, Aurora tidak merasakan sakit.
Aurora menatap lurus ke depan, ada seekor Serigala yang tampak gagah tengah menyerang Serigala yang ingin melukai Aurora.
Aurora menutup matanya saat melihat perut Serigala itu dirobekkan. Tiba-tiba dia merasakan perutnya mual mencium baru darah yang sangat amis.
Aurora masih menutup matanya, ia tidak mendengar kalau suara langkah kaki mendekat ke arahnya.
"Bukalah matamu," ujar seseorang dengan suara serak yang khas.
Aurora membuka matanya dan betapa terkejutnya ia melihat seorang pria tampan dihadapan nya tengah menatap dirinya dengan mata sayu.
"Siapa kau?" tanya Aurora refleks. Aurora berdiri dan menatap lelaki asing itu dengan penuh kewaspadaan. Sebenarnya dari mana pria itu datang?
Pria itu diam.
"Dan di mana Serigala baik tadi?" tanya Aurora lagi menatap pria di depannya dengan pandangan menuntut penjelasan.
"Dan bagaimana bisa kau berada di bawah jurang seperti ku? Apa kau terjatuh sepertiku?" tanya Aurora dengan suara yang sedikit meninggi. Ketakutan merajai dirinya.
"Aku Xander, dan aku yang menyelamatkan mu," ujar Pria yang mengaku bernama Xander ini.
Aurora menatap tak percaya pada pria itu. Apa pria itu sudah Gila? Aurora yakin yang menyelamatkan nya tadi adalah seekor Serigala yang baik menurutnya.
"Aku Serigala itu," ujar Xander seperti tahu akan pikiran Aurora.
Aurora melotot. Pria bernama Xander ini pasti bercanda bukan?
"Aku serius. Kau adalah mateku, akhirnya aku menemukanmu," ujar Xander sambil tersenyum dengan lebar.
Aurora mengernyitkan dahinya, tiba-tiba kepalanya terasa berdenyut-denyut. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Xander membuatnya bingung dan merasakan pusing di kepala.
Aurora mengurut pelipis dan pangkal hidung nya, berharap pusing yang menderanya segera hilang.
"Kau baik-baik saja?" tanya Xander. Nada khawatir jelas terdengar di telinga Aurora.
Aurora menggeleng, kemudian tubuhnya terhuyung ke belakang. Xander dengan sigap menompang tubuh Aurora yang roboh.
Kegelapan menjemput Aurora.
Aurora pingsan.
***
Xander POV
Aku Xander Axelle, Alpha dari Red Moon pack. Wolf ku bernama Jack. Usiaku sudah menginjak 27 tahun, dan di usia itu juga aku belum menemukan mateku.
Aku selalu berdoa pada Moon Goddess agar segera mempertemukan ku dengan mateku.
Sore ini aku dan Jack akan berkeliling di wilayah kekuasaanku, sekaligus mencari mateku.
'Mate! Mate! Mate!' seru Jack tiba-tiba di dalam pikiranku. Terdengar sangat heboh.
'Ada apa Jack? Kenapa kau sangat ribut sekali?' tanya ku.
'Dasar bodoh! Cepat ikuti aroma Vanilla ini Jack! Kita sudah ada menemukan nya, Mate kita!' umpat dan seru Jack dengan tidak sabaran.
Aku mempertajam indra penciumanku. Jack benar, aroma vanilla ini, aroma mateku! Wanginya sangat memabukkan.
Aku terus mengikuti aroma vanilla yang memabukkan ini.
'Ada rogue! Cepat selamatkan dia! Oh lihat dia sangat ketakutan,' ujar Jack tidak sabaran.
Aku langsung merubah wujud manusia ku menjadi Serigala, dan Jack langsung mengambil alih tubuh ini. Jack menerjang kedua rogue itu dengan ganas hingga mereka berdua mati.
Aku tertawa puas, untung saja tidak terlambat.
'Untung saja kita tidak terlambat, jack!' mindlink ku pada serigalaku itu.
Aku merubah kembali wujud serigalaku menjadi wujud manusia lalu aku mendekati mateku yang sudah memejamkan mata kerena ketakukan.
"Siapa kau?" tanya mateku.
Bahkan suaranya terdengar sangat lembut dan indah. Aku menyukai suaranya.
"Dan di mana Serigala baik tadi?" tanya mateku lagi.
'Ah, dia bahkan memanggilku Serigala baik Xander! Betapa senangnya aku!' lolongan Jack yang penuh bahagia terdengar memenuhi pikiranku.
"Dan bagaimana bisa kau berada di bawah jurang seperti ku? Apa kau terjatuh sepertiku?" tanya mateku dengan suara yang sedikit meninggi.
Aku tidak suka dengan suara kerasnya. Aku hanya suka suara lembutnya tadi.
Aku tidak tahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari bibir manis mateku.
"Aku Xander, dan aku yang menyelamatkan mu," ujar ku langsung tanpa pikir panjang.
Mateku menatapku tak percaya. Hei, aku sama sekali tidak bohong!
"Aku Serigala itu," ujarku seakan tahu akan pikiran mateku.
Mateku melotot. Ah wajahnya terlihat sangat lucu jika melotot begitu.
"Aku serius. Kau adalah mateku, akhirnya aku menemukanmu," ujar ku dengan lancar, tidak ada keraguan sedikitpun saat mengatakan hal itu.
Aku meneliti wajahnya. Dia terlihat sangat pucat, tak lama kesadaran nya hilang.
'Lihatlah! Karena kau dia jadi pingsan Xander!' seru Jack kesal.
'Lebih baik kau diam!' aku pun memutuskan mindlink secara sepihak dan langsung mengangkat tubuh mateku.
Aku akan membawanya ke pack ku.
Ah, lebih tepatnya ke istanaku. Luna-ku harus segera mendapat pertolongan.
Xander POV End~