3. Pengantin Pengganti (3)

695 Words
Seorang lelaki masuk ke ruangan itu dan segera menuju ke arah mereka, lelaki itu segera memeluk bahu Meta dan menatap Rhein dan Keenan dengan senyum. Surya! Laki-laki menatapnya sekilas seakan mereka tidak saling kenal. "Sayang, ternyata kamu di sini. Aku sudah mencarimu kemana-mana," katanya lembut. Meta menatapnya dengan cemberut, Rhein merasa hatinya sakit menatap Surya yang seakan tak mengenalnya dan dia semakin sakit hati saat menyadari kalau Surya telah membohonginya mengenai surat cerai antara Surya dangan istrinya. "Maafkan istri saya kalau dia mengganggu resepsi pernikahan kalian, maaf kami permisi dulu," Surya menarik lengan Meta mengajak istrinya keluar dari ruangan itu. Surya tersenyum pada Keenan dan Rhein, dia tak menyangka ternyata pria yang dipilihkan asistennya untuk mengaku sebagai suami Rhein ternyata sangat tampan, sangat diatas prediksinya dia juga tak mengira kalau si asisten menyewakan tempat yang didekorasi dengan begitu mewah. Sejak seminggu yang lalu Surya telah memerintahkan asistennya untuk menyiapkan pernikahannya dengan Rhein di tempat ini. Rupanya Meta telah mengendus rencana pernikahannya terbukti dari pagi perempuan itu telah bersiaga dengan menjaganya dengan ketat karena itu Dia segera memerintahnya asistennya mencari seseorang yang mengaku sebagai suami dari Rhein untuk berjaga-jaga kalau Meta datang ke tempat resepsi. Dan ternyata dugaannya benar. "Ah, sakit!" teriak Meta saat tangannya ditarik Surya. "Dia bukan orang yang yang kau sewa untuk mengaku sebagai suaminya, kan?"tanya Meta tajam membuat Surya merasa gugup. Rhein membeku di tempatnya, dia menatap Surya dengan tatapan yang kelam, dia tak menyangka Surya akan melakukan hal itu. Tatapan Rhein beralih pada Keenan yang sedang menatap Surya dengan pandangan yang merendahkan, Melihat sikap Keenan kepada Surya, Rhein menduga kalau Keenan bukanlah orang seperti yang diduga Meta. Keenan tak megatakan, dia isyarat dia menyuruh Andi agar kedua orang itu di usir keluar dari ruangan. "Dia yang seharusnya menikah denganmu?" tanya Keenan dingin dengan tatapannya yang terasa menghujam ke jantung Rhein saat Surya dan Meta dibawa ke luar ruangan, Suara dingin Keenan seakan membuat Rhein seakan hampir mati membeku. Rhein mengangguk. "Aku tak menyangka ternyata kamu mampu menghancurkan rumah tangga orang!" suara dingin itu kembali memenuhi gendang telinga Rhein. "Bukan seperti itu! Aku.... kupikir dia sudah bercerai karena setahun yang lalu dia menunjukkan sebuah surat cerai kepadaku," Rhein menggigit bibir bawahnya. "Sepertinya kamu harus berterima kasih padaku karena membuatmu terbebas dari laki-laki brengsek itu," "Ya, terima kasih," kata Rhein hampir berbisik, dia menghela nafas panjang Benar apa yang dikatakan Keenan kalau dia harus berterimakasih padanya, seandainya hari ini dia tidak menikah dengannya tentu dia akan menjadi korban amukan Meta karena dia pasti tak akan rela Surya menikah dengannya. Kalau tidak menikah dengan Keenan Rhein pasti akan dipermalukan oleh Meta di depan banyak orang seperti dulu Meta pernah datang ke Kantor dan melabraknya di depan rekan-rekannya hanya karena Surya mengajak Rhein menemui seorang klien. Ya, terkadang ketika merasa kecewa karena keinginan kita tak terkabul ternyata Allah telah menyiapkan sasesuatu yang indah untuk kita. Rhein membuntuti Keenan memasuki sebuah suite, dia merasa takjub dengan kemewahan kamar yang luas itu. Dada Rhein berdebar kencang saat melihat Keenan melepas jas dan kemejanya kemudian berganti dengan sebuah kaos warna biru dongker yang terlihat sangat pas di tubuhnya dan memperlihatkan dadanya yang bidang membuat Rhein merasa malu. Rhein hanya duduk di sofa tak tahu harus berbuat apa, dia masih mengenakan gaun pengantinnya yang indah, bahkan dia tak punya baju ganti di sini, baju yang dikenakannya tadi pagi entah ada dimana. "Kamu akan terus mengenakan baju pengantinmu?" tanya Keenan sambil menatap Rhein, sudut bibirnya sedikit terangkat membuatnya terlihat makin terlihat tampan. "Aku tak bawa ganti, aku pikir hanya kan ada di sini sebentar setelah akad kupikir aku akan segera pulang." Rhein berkata dengan frustasi. "Ada baju ganti di lemari kalau kau ingin mengganti bajumu, aku harap kamu suka semuanya. "kata Keenan membuat Rhein terkejut. "Terimakasih," bisik Rhein dia segera bangkit dari sofa dan menuju lemari dan menemukan beberapa baju tergantung di sana, Rhein segera mengambil sebuah baju panjang berwarna hijau tua dan meletakannya di atas tempat tidur. Kemudian Rhein mencoba melepas baju pengantin yang dikenakannya setelah memastikan Keenan tidak melihatnya. Saat membuka risleting bajunya, Rhein mengalami kesulitan untuk membukanya karena risletingnya macet, dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya tapi tetap saja tak mau bergeser membuat Rhein sangat frustasi. *** AlanyLove
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD