“Dasar,” gumam Ken dengan tangan yang menutupi sebagian wajah. Namun tanpa disadari seulas senyum tipis pun terukir di bibir. Sebelumnya Aurora mengatakan bahwa minggu depan apapun yang terjadi mereka harus pergi kencan ke tempat yang jauh dan tempat yang belum pernah dikunjungi. Ken tak tahu apakah ia akan menuruti keinginan Aurora atau tidak. Dan sepertinya mustahil, mustahil menolak karena pasti Aurora akan memaksanya seperti kedua adiknya jika memiliki keinginan. Tapi bukan Ken namanya jika dengan mudah menuruti keinginan Aurora. Ken merebahkan tubuhnya dengan ponsel yang masih ada dalam genggaman. Ia menatap layar dengan ibu jari menscroll layar membaca jejak chatnya selama ini dengan Aurora. Ia tak mengira semua akan berakhir seperti ini. Sekarang ia telah memiliki yang namanya keka