Jlebb
"Aaaaah!!!
Naya berteriak kesakitan saat ada paku tumpul terasa merobek V nya, dan bahkan, Naya tidak jadi pelepasan karena rasa sakit yang ia rasakan.
Naya baru berhenti berteriak saat ia berhasil melampiaskan rasa sakitnya dengan menggigit leher Chris.
"Om ahhh... sakit... pel- ahhhh... pelan...
Pinta Naya saat Chris mulai stabil memainkan pusaka besarnya dalam V Naya, yang ternyata tidak membuat Chris memelankan setiap hentakan nya, karena Chris terlanjur kenikmatan.
Wajar, Chris pria yang sangat dewasa, dan sudah sepatutnya Chris sudah memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini, Chris masih melajang.
Naya yang awalnya mendesah karena kenikmatan bercampur kesakitan, kini ia begitu sangat kenikmatan. Naya tidak berhenti meminta Chris untuk terus menekan semakin dalam pusakanya, hingga Naya dan Chris sama-sama kenikmatan.
Keduanya saling memberi kenikmatan, saling berjuang mencapai pelepasan, hingga peluh keduanya bercampur jadi satu.
Kali ini, ranjang Chris benar-benar hangat karena Naya. Selimut putih yang seharusnya menutupi tubuh seorang yang tengah tidur, kini tergeletak di pantai seperti tk di butuhkan lagi. Bahkan, pakaian keduanya sudah berceceran di lantai, itu karena sang pemiliknya sudah di kuasai oleh nafsu mereka masing-masing.
Ezi dan para anak buahnya rasanya ingin masuk ke dalam rumah Chris, tapi Ezi masih sadar, ia masih ingin hidup, tidak ingin mati muda karena di bunuh oleh pemilik rumah tersebut, karena Ezi tau siapa pemilik rumah itu.
"Apa kita harus masuk, Tuan? " tanya salah satu anak buah Ezi, karena sudah berulang kali mereka datang ke rumah Naya, namun mereka tidak pernah bertemu dengan Naya. Mereka hanya melihat Naya sekilas saja, dan pasti Naya akan menghilang saat mereka mengejarnya, dan kali ini mereka sudah merasa geram karena merasa mereka sudah dibodohi oleh Naya. Jadi mereka meminta persetujuan dari Ezi, untuk mereka masuk ke dalam rumah yang membahayakan itu.
" Kalau kau mau cari Mati, kau saja yang masuk. Aku terserah kalian, kalau kalian ingin cari mati silakan saja masuk, tapi kalau kalian ingin selamat, jangan macam-macam dengan rumah itu. " Ujar Ezi yang membuat semua para anak buahnya langsung Saling pandang sesama rekannya, karena mereka masih sayang dengan nyawa mereka. Menurut mereka, hanya orang bodoh saja yang dengan mudahnya mau menyerahkan nyawanya tanpa sebab, tapi tidak dengan mereka. Mereka masih ingin hidup dengan bebas seperti biasanya, masih belum ingin mati.
"Terus bagaimana kita bisa menemukan Nyonya Naya kalau kita tidak memeriksanya ke dalam?" tanya salah satu anak buah Ezi pada Ezi.
"Kita bisa memeriksanya di tempat lain. Kalau kita memeriksa di rumah mantan mafia itu, belum tentu kita bisa menyelamatkan diri. Masih mending kalau Naya ada di sana, Kalau tidak ada. Mati konyol kita. "Jawab Ezi yang langsung dibenarkan oleh semua anak buahnya.
"Terus sekarang kita harus menunggu nyonya Naya di sini begitu, Tuan?" Tanya lagi salah satu anak buah yang lainnya.
" Kita tunggu saja sampai jam 12.00 malam. Kalau dalam jam 12.00 malam Naya tidak keluar dari rumah itu, berarti Naya memang tidak ada di rumah itu. Kita bisa pergi setelah kita memastikan Naya tidak ada di rumah itu. "Jawab Ezi yang disetujui oleh semua anak buahnya, lalu mereka bersabar menunggu Naya keluar dari rumah tetangganya itu, yang ternyata, mereka sampai merasa lelah karena Hingga jam 12.00 malam tidak ada tanda-tanda Naya pulang.
" Kita pulang saja. Sepertinya Naya memang tidak ada di rumah itu. "Ujar Ezi mengajak semua anak buahnya untuk pulang, Setelah sekian lama mereka menunggu Naya, dan memberi waktu hingga jam 12.00 malam, ternyata Naya masih tidak kelihatan batang hidungnya. Akhirnya Ezi mengajak semua anak buahnya untuk pulang, karena mereka juga sudah merasa lelah menunggu Naya untuk pulang.
Sedangkan orang yang ditunggu oleh mereka baru saja selesai menghangatti ranjang pemilik rumah yang ditakuti oleh Ezi itu. Mereka sibuk menunggu Naya, ternyata yang ditunggu sedang kenikmatan tidur Setelah selesai bercinta dengan pemilik rumah tersebut, yang tak lain adalah rumah tetangganya.
Keesokan harinya, Naya baru bangun dari tidurnya dan dikejutkan oleh suasana kamar yang berbeda dengan kamarnya sendiri.
"Kenapa kejadiannya begitu sangat cepat? " tanya Naya setelah cukup lama termenung sendiri dan baru menyadari apa yang terjadi semalam pada dirinya. Naya berulang kali memastikan kalau yang terjadi semalam itu hanyalah mimpi saja, ternyata setelah melihat tubuh polosnya yang dipenuhi oleh tanda merah, Naya jadi percaya kalau semalam Bukan Hanya Sebatas Mimpi saja.
Naya bener-bener tidak percaya kalau dirinya benar-benar jadi penghangat ranjang tetangganya sendiri, padahal sebelumnya Naya tidak pernah menyangka kalau dirinya benar-benar akan berakhir di ranjang tetangganya, ditambah tetangganya itu adalah atasannya sendiri.
Naya mencoba untuk mengecek kamar mandi, berharap di sana ada Chris, Namun ternyata kamar mandi itu kosong, yang artinya Chris tidak ada di kamar itu dan sudah Naya duga kalau Chris sudah berangkat ke kantor.
Naya melihat jam yang ada di dinding kamar Chris, dan betapa terkejutnya Naya saat melihat jam di dinding kamar Chris ternyata sudah jam 07.15 yang artinya dirinya sudah terlambat 15 menit. Dengan terburu-buru Naya langsung membersihkan diri dan keluar dari rumah Chris dan menuju ke rumahnya, dan dengan singkatnya Naya mengambil pakaian formalnya lalu Naya langsung berangkat ke kantor.
Dengan langkah yang terburu-buru, Bahkan jalan yang terseok-seok, berusaha untuk segera sampai ke ruangannya. Dan saat Naya ingin masuk ke dalam lift khusus karyawan, yang ternyata Naya kali ini Naya tidak memiliki keberuntungan sama sekali, karena lift khusus karyawan sudah sangat penuh, dan akhirnya Naya harus menunggu sampai lift kembali terbuka.
Naya tidak berhenti menggerutu karena saat ini dirinya benar-benar sangat terlambat. Entah ia akan mendapat Masalah apalagi dengan atasannya setelah atasannya tahu kalau dirinya terlambat, dan Naya yakin, ia tidak akan dibebaskan begitu saja, mengingat seperti apa sikap Atasannya itu yang begitu sangat mengesalkan. Saat Naya Tengah memikirkan nasibnya nanti, tiba-tiba ada yang mengetuk pundaknya menggunakan satu jari, membuat Naya terkejut.
"Mau sekalian numpang lift pribadi ku, tidak hanya rumahku saja?" tanya Chris dengan wajah yang terlihat begitu sangat mengesalkan di mata Naya, sambil membenarkan kerah kemejanya seperti sengaja memperlihatkan bekas gigitan Naya di lehernya, membuat Naya yang melihatnya langsung melebarkan kedua matanya karena tidak percaya kalau dirinya sekuat itu menggigit leher Chris.
"Mau dibilang vampir cukup cantik dan sepertinya lebih cocok dikasih julukan kucing liar. " Kata Chris lagi yang membuat Naya langsung sadar kalau ekspresinya sangat berlebihan karena terkejut melihat bekas gigitannya di leher Chris. Dengan cepat Naya merubah sikapnya jadi seperti bawahan biasa, dan mencoba untuk terlihat tenang sambil menghembuskan nafasnya secara kasar.
"Silahkan Tuan masuk lebih dulu." Ujar Naya yang secara tidak langsung ia menerima tawaran Chris untuk masuk ke dalam lift pribadi Chris.
Setelah Chris masuk ke dalam lift pribadinya, langsung disusul oleh Naya.
Naya mendesah kasar setelah ia ada di khusus CEO dan berdua dengan Chris, itu membuat daya merasa tidak tenang, ditambah lagi Naya mengingat kejadian semalam. Naya yakin tidak akan bisa bekerja dengan tenang hari ini setelah kejadian semalam.
Naya bernafas dengan lega saat di dalam lift tidak terjadi apa-apa diantara dirinya dengan Chris, yang artinya Chris tidak membuat dirinya kesal.
Namun setelah Naya ingin menuju ke ruangannya sendiri, tiba-tiba Chris menahan lengan Naya, dan meminta agar Naya masuk ke ruangannya.
"Ke ruanganku dulu, baru setelah itu ke ruanganmu. " Ujar Chris dengan penuh ketegasan yang langsung dipatuhi oleh Naya, karena saat ini ia berada di kantor, yang artinya iya harus profesional. Naya mengekor langkah Chris dari belakang menuju ke ruang pribadi Chris.
Karena saat ini Naya sedang ada di kantor, dan ia harus profesional, jadi Naya tetap berdiri begitu saja sebelum dipersilakan duduk oleh Chris.
" Tidak perlu bersikap formal. Aku memanggilmu ke sini untuk membicarakan hal pribadi. "Ujar Chris dengan nada dinginnya.
"Apa maksud anda, Tuan?" Tanya Naya yang memang tidak mengerti.
" Karena kamu sudah bersedia untuk menjadi penghangat ranjangku, itu artinya kamu terikat hubungan serius denganku. "Ujar Chris yang membuat Naya langsung kebingungan, dan bahkan sampai tidak sadar ia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Maaf, bisa Tuan Chris perjelas. "ujar Naya lagi.
" Kamu tahu siapa aku? "tanya Chris dengan penuh selidik, dan Chris menangkap kebingungan yang alami dari Naya, bukan hanya sekedar pura-pura bingung saja.
" Ya saya tahu siapa Anda. Anda tetangga saya, sekaligus bos saya juga. " Naya menjawab pertanyaan Chris dengan apa adanya, karena memang itulah yang Naya tau, dan menurut Naya, jawabannya memang sudah benar, dan mendengar jawaban Naya, Chris hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Kau benar-benar tidak tahu siapa aku?" tanya Chris lagi, dan mengeluarkan beberapa foto dari dalam saku jasnya, lalu meletakkan di dekat Naya, meminta agar Naya melihat satu persatu isi dari foto yang diberikan oleh Chris tadi.
" Setelah kamu melihat foto ini, Kamu tidak bisa mundur. Nyawamu ada di tanganku...