Selesai dengan mandinya, Sean melihat Rahi tidur di ranjang mereka dengan punggung menghadap pintu kamar mandi. Yang mana memunggunginya. Tarikan napas sesal merambat dan diembuskannya pelan, Sean beranjak untuk memakai bajunya. Beres dengan itu, tanpa kata dia melangkah ke tempat di mana pukis cokelatnya berada tapi di sana ... meja itu sudah rapi tertata, tidak ada sekotak pukis bawaannya. Sean diam. Ke mana pukis cokelatnya? Sean beranjak ke dapur. Melihat di tong sampah yang sama sekali tidak berjejak, Sean pun membuka kulkas, barulah terlihat eksistensi pukis yang menjadi bahan perdebatannya dengan Rahi. Sean mengambilnya, melihat isinya, sisa setengah. Yang perlahan uap sesal menyerbak menyesakkan dadanya. Apa Rahi memakannya? Sean memasukkan kembali pukis itu ke kulkas. La