9. Lukisan

1532 Words

"Apakah kamu sudah memilih tempat untuk studiomu?" Heru bertanya pada Fira saat sarapan. Fira mengangguk, mengelap mulutnya dengan serbet sebelum menjawab, "Ada sebuah gedung kecil di pusat kota. Hanya dua lantai. Sepertinya cocok untukku." "Berikan saja alamatnya. Aku akan mengurus sisanya," sahut Adam di sela-sela mengunyah roti bakarnya. "Terima kasih, Kak." Fira menatap sang kakak dengan pandangan dan senyuman tulus. Pipi Adam menjadi panas. Dia segera berpaling dan berpura-pura fokus dengan makanan di piringnya. "Kamu ini apa-apaan? Aku kakakmu. Sudah seharusnya aku membantu dan menjagamu." Fira tertawa melihat wajah salah tingkah kakaknya. "Adam benar. Kalau begitu, biar papa yang mengurus birokrasinya. Studiomu akan siap dalam waktu singkat." Heru berkata dengan penuh keyaki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD