“Aku tidak mau punya suami cacat!” Deg! Deg! Deg! Dyrta, dadanya semakin terasa sesak. Darahnya seakan berhenti mengalir. “Chandly…” Gumamnya lemah. Zu melayangkan tatapan tidak percayanya kepada sang menantu. Zhain, dia menatap sang putri dengan gelengan kepalanya. Tidak percaya jika sang putri bisa berkata kasar seperti itu. Anta, perlahan dia melepas pelukannya dari pelukan sang menantu. Spontan isakan tangisnya terhenti mendengar satu kalimat yang sangat menusuk hatinya. Chandly, merasakan bahwa sang Mama mertua mulai menjauhinya. Dia semakin memeluk erat sang Mommy. Kembali menangis, namun tanpa suara isakan. Zhain, dia mendekati sang menantu yang sudah diam membisu. “Ayo, Nak…” “Daddy akan obati lukam