“Nanti gue coba ngobrol sama Kala dulu. Bisa nggak nama itu didaftarin buat brand gue.” Yasmin mengangguk, mencatat di buku yang selalu ia bawa. Sejak menjadi sekretaris, Yasmin memang punya kebiasaan membawa buku dan pena ke mana pun ia pergi. Terkadang jika ponselnya mati, ia masih bisa mencatat hal penting di dalam buku catatan. Dan Bianca menyadari itu. “Yas, lo mau ikut gue nggak?” “Eh, maksudnya gimana?” Yasmin membetulkan letak kacamatanya. “Ikut gue ke kantor baru, jadi sekretaris gue, hehehe.” Bianca cengengesan. “Eh, kalau itu… aduh gimana, ya?” Yasmin bicara belepotan, bingung. “Lo yakin mau langsung resign gitu aja dari Andara?” Zita yang bertanya sembari menyomot kudapan yang disediakan Damar. Bianca mengangguk mantap. “Pak Adam udah setuju gue sama Kala fokus ngembangi