Sepasang kaki yang dimiliki Lily, baru saja berhenti melangkah di depan kamar putrinya, Livy. Tangan kanan Lily yang sudah mengepal, kini ia arahkan pada daun pintu sedangkan tangan lainnya, memegangi gelas yang berisi s**u. Namun, ketika pintu akan menerima ayunan dari kepalan tangannya itu. Tiba-tiba saja Lily berhenti. Ia mendengar sayup-sayup, suara isakan dari balik pintu di depannya ini, yang terdengar semakin kencang, ketika pintu yang Lily buka dan dorong, tanpa melakukan sebuah ketukan sebelumnya. Sekarang, Lily sudah bisa tahu dari mana suara itu asalnya dan darimana lagi, kalau bukan dari wanita yang hanya terlihat punggungnya saja, di tepian tempat tidur dan sembari menyandarkan kepalanya di sandaran tempat tidur. Lily menghela napas dan berjalan memasuki kamar. Ia letakkan