Livy bergeming. Bukan tidak menyukai. Tapi justru, ia takut untuk menyukai. Ia takut, bila saat ia sudah menautkan perasaannya secara penuh. Tetapi, lelaki ini malah menyakitinya. Ia bisa meninggalkan seorang wanita demi wanita yang lain. Bukan tidak mungkin kan, hal itu akan terjadi lagi dikemudian hari. Dia lelaki, yang tidak memiliki kejelasan hati. Ia tidak ingin sampai menjadi korban yang selanjutnya, bila ternyata nantinya, lelaki ini malah akan melakukan hal yang sama kepadanya juga. "Aku mengantuk. Apa kamu bisa tidak bicara lagi??" ucap Livy untuk segera mengakhiri sakit, yang ia rasakan di kepalanya. Hanya karena memikirkan hal ini saja. Napas berhembus dari mulut Samuel. Tidak suka begini. Akan tetapi, bila Livy tidak ingin membahasnya lagi, ia bisa apa?? "Iya. Ya sudah. Tidu