PART. 23

2276 Words

**Author** Puspa masih memejamkan mata, dengan air mata terus mengalir di sudut matanya, sehingga membasahi bantal. Suara pintu yang dibuka tidak membuatnya membuka mata. Seseorang menghapus air matanya. "Kenapa menangis, Sayang" suara Ervan begitu dekat di telinganya. Puspa semakin merapatkan matanya. 'Ya Allah, jika ini hanya mimpi, aku enggan untuk membuka mataku ini.' "Buka matamu, katakan apa yang membuatmu menangis? Apakah karena aku sudah meninggalkanmu tadi? Maafkan aku, sungguh aku sangat menyesal." Ervan melekatkan dahinya ke atas dahi Puspa. 'Ini bukan mimpi,' batin Puspa. Puspa membuka mata, wajah Ervan tepat di atas wajahnya, Puspa merentak bangun dengan kedua tangan mendorong d**a Ervan, agar menjauhinya. "Bapak jahat! Bapak jahat! Saya ditinggal sendirian. Bapak jah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD