"Aw!" Emily meringis karena tubuhnya di dorong ke tembok dengan keras. Ia mendesis geram menatap Fatir yang kini sedang mengunci pintu ruangan kesenian. Tadi saat Emily akan kembali ke kelas setelah buang hajat di toilet, tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya. Dan sekarang dia tahu, orang itu adalah Fatir, mantannya.
"Em, gue sekarang tau alasan lo tiba-tiba mutusin gue," ucap cowok itu sungguh-sungguh. Emily menyilangkan tangannya di depan d**a sambil menghela nafas.
"Karena lo membosankan."
"Yang waktu kita di kamar lo itu kan, gue nggak peka padahal lo lagi pengen," Fatir mendekat.
"Gue mungkin salah karena udah pacarin anak soleh kayak lo. Sorry ya, tapi kalau lo berpikiran macam-macam sekarang, gue ingatin lagi kalau kita udah pu—tus."
Namun Fatir tidak mendengarkannya. Mala
