Bab 4

1535 Words
Ketika pagi sudah tiba, Kate terbangun mendengar suara ramai dari ruang tamu. Dengan mata sembabnya ia beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. Ia sudah melihat 3 orang pria, 2 orang wanita dan Jackson sudah berada di ruang tamu. Semua mata melihat kehadiran Kate dan Kate memberikan senyuman ramah pada mereka semua. " Selamat pagi Kate" sapa seorang wanita pada Kate. Wanita itu berdiri mendekati Kate. " Aku Sasha" wanita itu memperkenalkan dirinya. " Kate" jawab Kate dengan tersenyum. Kemudian wanita yang lain memperkenalkan dirinya pada Kate sebagai Tania. Ke 3 pria itupun juga tak ketinggalan memperkenalkan diri mereka masing masing. Sasha, seorang wanita berambut panjang coklat dengan perut besarnya. Tania wanita berambut merah sebahu yang memiliki tubuh lansing. Troy, pria berambut blonde yang tak lain adalah suami Sasha. George, pria berambut gondrong sexy berwarna coklat dan Roger pria berambut coklat karamel seperti Jackson. Kate menyambut mereka dengan hangat, "Kalian sudah sarapan?".  Belum, tapi kami berencana untuk sarapan bersama setelah dari sini" Jawab Tania. " Ah kalau begitu kalian bisa sarapan disini, aku akan buatkan sarapan untuk kalian, bagaimana?" Semua sangat menatap senang Kate " Jika itu tidak masalah bagimu kami akan sangat senang menerimanya" ucap Roger. Kate tersenyum, "Tidak masalah, aku akan sangat senang jika kalian sarapan disini. Sebentar ya biar aku siapkan dulu". Kate melangkah kedapur diikuti Sasha dan Tania, awalnya Kate menolak tetapi Sasha dan Tania memaksa,mereka pun membuat karya breaksfast bersama di kitchen Kate.   " Aku pikir dia tidak seperti apa yang adikmu katakan" mulai George saat memastikan Kate tidak ada di ruang tamu.  Jackson tak memberikan komentar apapun " Yeah, George benar, aku pikir dia terlalu polos untuk menjadi penghancur hubungan adikmu. Lagi pula jika masalahnya dia mau menikah denganmu jelas itu karena dia menghormati orang tua kalian” tambah Roger. " Diamlah! Kalian jangan termakan pesonanya.” Akhirnya Jackson bersuara. " Bagaimana kau bisa yakin?” " Because i said so” Troy yang dari tadi hanya mendengat ocehan ketiga sahabatnya itu merangkul Jackson, " Aku pikir kau harus mencari tahu dulu. Jika benar dia menjadi alasan penghancur hubunganmu dan adikmu, aku pikir seharusnya dia tidak disini, seharusnya dia hidup bersama pria itu dan hidup bahagia dengannya” Jackson mencerna kata - kata yang diucapkan Troy, dan mulai membuka matanya dalam menilai Kate. Saat di ruang tamu sedang membicarakan hal yang serius, lain halnya di dapur. Kate, Sasha dan Tania saling membantu untuk membuat sosis telur, waffles, dan juice bersama. " Oh aku senang sekali akhirnya bisa memasak bersama dengan teman - temanku" Kate heran melihat Sasha yang berbicara bahasa Indonesia cukup fasih, " Kau bisa berbicara bahasa Indonesia?" " Ya aku dan Troy pernah tinggal di Indonesia selama 3 tahun pada awal pernikahan kami. Dan kami belajar sedikit - sedikit" " Tapi kau berbicara dengan sangat baik" Kate tersenyum lebar. " Bisakah kalian lebih fokus?!" Keluh Tania yang bingung mendengarkan percakapan Kate dan Sasha. Mereka tertawa bersama, meski ini pertamakalinya mereka bercakap bersama tetapi mereka sudah terlihat dekat layaknya mereka sudah berteman lama. " Well, bagaimana Jackson? Dia baikkan? Dia juga romantis bukan?" Kate yang sedang memotong buah strawberry tak sengaja menggoreskan luka di jarinya setelah menerima pertanyaan dari Sasha. " Kau baik - baik saja?" Tanya Tania. Kate sedikit kesakitan ia langsung mencuci lukanya di wastafel dapur. " Ya tak apa" karena darah yang tak kunjung berhenti, Kate memutuskan untuk mengambil obat - obatan di kotak persediaan obat. Jackson yang melihat Kate  langsung menghampirinya. " Ada apa?" Tanya Jackson dengan suara lembut. " Tadi aku tidak sengaja menggoreskan luka di jariku" jawab Kate yang masih sibuk mencari obat. Jackson yang melihat darah di tangan Kate dengan spontan mengambil tangan Kate dan menghisap lukanya. Kate lagi - lagi dibuat terkejut dengan perilaku Jackson " Jackson, aku.... bisa mengobatinya" Kate mencoba menarik tangannya akan tetapi Jackson tak melepaskannya. Jantung Kate kembali berdetak kencang saat melihat Jackson memegang tangannya. Jackson melepaskan mulutnya dari jari Kate dan mengambil sebuah obat. Dengan telaten Jackson mengoleskan luka tersebut," Jika tidak dihisap, darahnya akan berhenti lebih lama" kemudian ia mengambil perban luka kecil dan menutup lukanya. Mata Kate dan Jackson akhirnya bertemu, mereka saling bertatapan satu sama lain untuk waktu yang cukup lama. Jackson yang awalnya merasa biasa, berubah menjadi gugup lalu memalingkan wajah. Ternyata, semua teman Jackson sudah melihat kemesraan kecil Jackson dan Kate. Mereka terlihat sedang menahan tawa. " Apa?" Tanya Jackson pada mereka. " Haha tidak ada. Aku hanya ingin mengatakan bahwa sarapannya sudah siap!" Sasha berbicara dengan nada sedikit mengejek. " Maafkan aku, seharusnya aku yang menyajikan ini" Ucap Kate menyesal, " Thats okay Kate" balas Tania. Mereka pun akhirnya sarapan bersama sambil diselingi obrolan obrolan kecil. Setelah selesai makan, Sasha, Troy, Tania, George dan Roger memutuskan untuk pamit. Semua memberikan salam perpisahan untuk Kate dan Jackson. " Dude,   tell me when Kate is free" bisik Roger pada Jackson sambil mengedipkan mata. Jackson tak memberikan respon apapun dan hanya menatap dingin Roger karena tingkahnya. " Mom bilang dia ingin makan malam bersama kita nanti. Jadi bersiaplah nanti malam. Jangan mempermalukan keluargaku. Kita akan makan malam di hotel mewah" cletuk Jackson yang kembali sinis. Kate hanya mengangguk dan menghela nafas melihat Jackson yang kembali sinis. --- " Apa kau tidak bisa lebih cepat?!!!" Teriak Jackson dari ruang tv, ia terlihat kesal menunggu Kate. Mendengar suara keras suaminya, Kate segera keluar dari pintu " Maaf, tadi aku mencari sesuatu yang hilang" Jackson memakai kemeja hitam dan melihat Kate yang sedang mengenakan dress hitam dengan rambut di gerai curly, Jackson mengakui bahwa setiap hari Kate semakin menarik. Tapi Jackson segera mengusir pikirannnya untuk tertarik pada Kate. Mereka segera menuju tempat dimana mereka akan bertemu dengan keluarga White. Sesampainya di parkiran, mereka segera keluar dari mobil. Jackson tiba - tiba menarik tangan Kate dan mengaitkan tangan Kate dilengannya yang kekar. " Kita harus tunjukkan bahwa keluarga kita baik - baik saja" Jackson dan Kate segera menuju restaurant hotel tersebut, semua mata memandang Jackson dan Kate yang tampak sangat serasi. Seorang bell boy mengantar mereka ketempat yang dituju. James, Marissa, Johanna, Jessie dan Luke sudah menunggu. Perempuan berambut panjang coklat karamel dan sedang mengandung adalah Jessie, ia berumur 3 tahun lebih tua dari Kate. Semenjak Jackson menikah, Jessie sudah menganggap Kate seperti adiknya. Pria berambut blonde yang ada disampingnya adalah Luke, suami Jessie. Setelah itu Johanna, ia memiliki rambut panjang coklat karamel seperti Jessie dan Jackson . Ia adalah satu satunya dikeluarga White yang sangat membenci Kate. " Kau cantik sekali nak" puji Marissa memeluknya. Kate tersenyum malu, ia juga memeluk James yang keadaannya semakin membaik bahkan James sudah tak harus menggunakan kursi roda. Semua menyambut hangat Kate kecuali Johanna ia tampak tak sudi melihat Kate yang sudah duduk dihadapannya. " Bisakah kau duduk ditempat lain?" Sindir Johanna. Semua mata melihatnya terutama Kate, " Aku tidak sudi duduk didepan orang sepertimu!" Tambahnya lagi. " Johanna!" Suara James mulai meninggi. " Oh c'mon dad. Kita semua tahu disini dia perusak hubungan orang! Bukankah kita tahu bahwa sebelum Jackson menikah dengan dia, Jackson akan menikah dengan Julie. Tiba - tiba dia datang dan merusak semuanya! Kau benar - benar iblis!" Mendengar perkataan Johanna membuat perasaan Kate sangat terluka, semua melihat Johanna dengan tatapan kecewa kecuali Jackson. " Johanna stop it!" Ucap Jessie. " Ancaman apa yang kau berikan kepada keluargaku sampai mereka sangat membelamu hah?! Dasar perempuan miskin yang malang! Kau tidak punya siapapun disini dan kau mau merebut keluargaku juga?!" Perkataan Johanna benar - benar membuat Kate sakit hati sampai Kate tak sanggup untuk mendengarnya. Air matanya jatuh dan ia menatap Johanna " Kau benar, aku memang tak punya siapapun disini" Kate beranjak dengan menunduk ia mengatakan" Maafkan aku sudah menganggu kalian" dengan cepat ia segera keluar dari ruangan itu. " Aku kecewa padamu Johanna" Marissa menatap Johanna seakan ia tak percaya putri kesayangannya berkata kasar seperti itu. Jackson masih terdiam ditempat, disisi lain ia senang karena melihat Kate tersakiti, tetapi disisi lain dadanya merasa sakit melihat Kate sakit dan menangis. Jackson yang sempat terdiam dan tak memberikan respon apapun spontan beranjak dan mengejar Kate. Ia mencari Kate disekitar hotel dan tidak menemukannya. Kemudian ia mengambil mobilnya dan mulai mencari Kate. Jackson meliahat seorang wanita yang hanya mengenakan dress tipis berjalan menunduk. Jackson meminggirkan mobilnya, ia keluar dari mobil dan menghadang Kate. Merasakan seseorang menghalanginya Kate menatap orang itu. Jackson hadir dihadapannya. " Kau juga ingin menghinaku?" Tanya Kate yang masih menangis tersedu - sedu. " Aku tahu aku memang tak punya siapapun didunia ini. Aku tak punya keluarga Dan tak punya apapun! Tapi aku masih punya hati! Kalian berbicara seakan - akan aku adalah perempuan yang benar - benar buruk! Sebenarnya apa salahku?! Orang tuamu memintaku untu menikah denganmu tapi...." Kate tak melanjutkan perkataannya, " Sudahlah. Aku mau mengatakan apapun kau juga tidak akan mendengarnya." Kate kembali melanjutkan langkahnya. Dan Jackson menahannya, mata mereka kembali bertemu " Aku minta maaf soal adikku" untuk pertamakalinya Jackson mengucapkan kata maaf pada Kate walau ia tak mengucapkan atas namanya. " Aku tahu dia keterlaluan tapi jika kau masih menghargai orang tuaku, maafkan dia Kate" Mereka kembali bertatapan, tangan Jackson masih menggenggam erat tanga Kate. Jackson mendekat dan menghapus air mata Kate, kehangatan jemari Jackson yang ada di pipi Kate mengubah perasaan sakit hatinya pada Jackson maupun Johanna. Ia kembali merasakan seseorang yang menghapus air mata dipipinya, setelah 10 tahun ia tak merasakannya. Waktu Kate masih kecil, setiap ia menangis, ayahnya selalu mengusap pipi Kate seperti Jackson mengusapnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD