Bab 11

1694 Words
" Pastilah aku akan kesal! Itukan karena aku mencintainya" Jessie menepuk bahu Jackson " Dan sekarang kau pun tahu kenapa Kate seperti itu" Perkataan Jessie seperti sesuatu yang memghantam pikirannya. Ia kemudian tersadar dan mengejar Kate yang sudah berada dikamar mereka. Tanpa mengetuk pintu, Jackson mendorong pintu kamar mereka dan melihat Kate yang sudah menatapnya kaget. Jackson menghampiri Kate, dan menarik wajah Kate ke wajahnya sehingga bibir mereka kembali menyatu. Merasa ia dipaksa mencium Jackson, Kate melepaskan dirinya dari Jackson dan menatapnya kesal. " Apa yang kau lakukan?!!" " Bukankah itu yang kau mau dariku? Kau marah padaku karena kemarin aku tidak sengaja menciummu. Dan sekarang aku sengaja menciummu" Kate mengerutkan alisnya " Kau gila?!" Jackson menggelengkan kepalanya " Tidak. Sebenarnya ada apa dengan ciuman itu? Bukankah itu sudah biasa untukmu?" Mendengar itu Kate dengan refleks menampar pipi Jackson " Biasa untukku? Teganya kau berbicara itu pada seorang wanita yang bahkan belum pernah melakukan first kissnya" Lagi - lagi Jackson dibuat terkejut oleh Kate. Ia menatap wajah Kate yang sudah sangat Jengkel oleh kelakuannya. Kesal melihat Jackson, Kate melangkah meninggalkan Jackson dan pergi keluar rumah untuk menenangkan dirinya. " Pria itu benar - benar! Kenapa aku harus memiliki perasaan terhadapnya! Aku sudah tahu dia seperti itu tetapi kenapa masih saja aku memiliki perasaan aneh ini kepadanya?" Kate hanya mengacak acak rambutnya frustasi. Kemudian matanya tertuju saat melihat sesuatu di jendela. Ia melihat seorang pria yang sedang berdiri di jendela menatap keadaan ruang tv. Kate mendekati pria yang memakai hodie dan menutup kepalanya dengan topi hodie tersebut. Kate perlahan - lahan menarik jaket pria itu dan ia terkejut melihat orang itu. " Luke?!!' Merasa dirinya terancam ia menarik Kate dan melilitkan lengannya di leher Kate. " Diam!!! Jika kau berani teriak aku akan melakukan suatu padamu!" Kate berusaha melepaskan lengan Luke dari lehernya " Lepaskan aku Luke! Lepaskan!!!" Tanpa disangka, Jackson yang sedang mencari keberadaan Kate terkejut melihat istrinya sedang dalam keadaan terancam. Ia menarik Luke dan melepaskan pukulannya sehingga Luke melepaskan Kate. Kate segera menjauh dan Jackson kembali menghajar Luke. Jackson membuka topi Luke dan ia sangat kaget melihat Luke berada di kediamannya. " AAPA YANG KAU LAKUKAN BRENGS*K!!!" Jackson terlihat emosi dan menarik kerah baju Luke. " KAU MENINGGALKAN ADIKKU DAN SEKARANG INGIN MENCELAKAI ISTRIKU?!!" Jackson kembali melepaskan pukulannya dan Luke tidak membalasnya sedikitpun. Melihat Luke yang hampir tewas di tangan Jackson, Kate mencoba untuk menghentikannya. Jackson akhirnya melepaskan Luke yang sudah berlumuran darah diwajahnya. " Aku tahu aku bukan suami yang baik untuk adikmu Jack, tetapi aku terpaksa melakukannya" Jackson kembali emosi dan berusaha kembali menghajar Luke. Kate menahannya " Jackson! Kita dengarkan penjelasannya!" " Kau harus berhati - hati Jackson, ada seseorang yang ingin menghancurkan keluargamu. Aku harus melakukan ini agar Jessie dan putraku baik - baik saja" Luke mencoba menjelaskan walau ia sedikit sulit untuk berbicara. " Omong kosong apalagi ini Luke?!!" " Aku tak akan berada disini jika aku serius ingin meninggalkan Jessie. Aku mohon jaga Jessie untuk sementara ini. Aku akan kembali pada adikmu" Luke mencoba untuk berdiri dan mulai meninggalkan Kate dan Jackson yang sudah menatapanya benci. " Tidak usah kembali! Kau tidak pantas untuk adikku!!" Teriak Jackson membuat langkah Luke terhenti sejenak dan kembali pergi dari mansion keluarga White. Jackson menatap Kate dengan tatapan khawatir. " Kau baik - baik saja?" Kate mengangguk " Terimakasih" Jackson langsung memeluk Kate dan membuat kepala Kate tenggelam di d**a bidang Jackson. Kehangatan serta aroma parfum khas pria bisa dirasakan Kate dan membuatnya nyaman dan tenang. James, Marissa, Jessie dan Johanna yang mendengar keributan segera keluar  menemui Jackson dan Kate. " Ada apa Jack?" Tanya James khawatir melihat keadaan anak dan menantunya. Melihat keberadaan Jessie Jackson tak ingin membuat keadaan semakin parah dengan memberitahu tentang Luke. Ia memilih untuk menutupi semuanya " Tadi ada orang gila menghampiri Kate. Tetapi aku sudah menyuruh orang itu pergi" Marissa memeluk Kate, " Oh sayang, sebaiknya kita masuk saja kedalam, hari juga sudah gelap" semua kembali masuk kedalam mansion kecuali Jackson dan Johanna. Johanna menatap heran kakaknya yang terlihat sangat protektif terhadap Kate. " Apa ini? Mengapa kau tidak biarkan saja wanita itu diganggu orang gila?" Johanna menatap tajam Jackson. " Kau pikir aku gila membiarkan orang dalam keadaan terancam?" Jawab Jackson dingin. " Tapi Jack!" " Sudahlah, aku lelah. Aku ingin beristirahat" Jackson melewati Johanna begitu saja. Baru pertamakali Jackson bersikap dingin pada Johanna. Apalagi selama ini kedekatan Jackson dan Johanna tidak dipertanyakan lagi, bahkan Jackson mau membantu Johanna untuk membalaskan dendamnya pada Kate. Tapi hari ini, Jackson bersikap berbeda. Johanna menatap kakak tersayangnya tak percaya dengan sikap Jackson membuat dirinya semakin membenci Kate. Setelah beberapa hari tinggal dikediaman James. Jackson dan Kate memutuskan untuk kembali ke apartemen mereka yang berada di kota Seattle. Mereka pun kembali melanjutkan rutinitas mereka seperti biasanya. Jackson menyeruput secangkir kopi yang dibuat oleh Kate. Jackson terlihat sangat menyukai kopi bikinan Kate yang terasa berbeda dari kopi lainnya. Saat mereka tinggal di kediaman keluarga White, Kate tidak pernah melakukan apapun bahkan membuatkan Jackson kopi karena itu semua sudah dilakukan oleh Sonya. You got a message Kate mengambil ponselnya dan membuka pesannya. " Bisakah kau bertemu denganku saat ini? Ada hal yang ingin ku bicarakan padamu. Kumohon -Milan" Kate terdiam sejenak dan melirik ke arah Jackson yang asik dengan kopinya. " Baiklah aku akan menemuimu ditempat biasa -sent" Kate kembali meletakkan ponselnya diatas meja. Setelah puas meminum kopi dan menyantap sarapan, Jackson beranjak dan merapikan setelan jasnya " Ayo kita berangkat, akunada meeting sekarang" Kate yang masih diam ditempatnya menatap Jackson ragu " Kau duluan saja. Aku harus bertemu dengan seseorang dulu" mendengar kata seseorang entah mengapa membuat Jackson sedikit merasa curiga dan memberikan tatapan curiganya pada Kate " Siapa? Milan?" Melihat ekspresi Jackson seperti itu membuat Kate terpaksa harus berbohong ia tak ingin suaminya berfikir yang aneh - aneh karena tahu ia akan bertemu dengan Milan. " Bukan... ada clientku yang harus ku temui" " Baiklah. Aku berangkat duluan" Jackson memberikan senyum manisnya dan segera pergi dari hadapan Kate. Kate yang dari tadi menahan nafas bisa menghebuskan nafasnya dengan lega. Setelah menunggu beberapa menit kepergiann Jackson, Kate segera menemui Milan di kafe tempat mereka biasa bertemu. Kate sudah melihat Milan yang memakai kemeja merah maroon duduk di meja paling ujung. Kate menghampirinya dan duduk dihadapannya. " Kemana saja kau selama ini? Telfonmu tak diangkat, sms tak dibalas. Kau mau menjauh dariku?" Milan merunduk kemudian melihat Kate " Apa kau baik-baik saja? Aku dengar kau menghabiskan beberapa hari ini dengan keluarga White?" Kate menatap bingung Milan, " Aku baik - baik saja, mengapa kau mengatakan hal itu?" " Kate..... apa kau mau mendengarkan saranku?" Tatapan Milan terhadap Kate mulai menajam. " A..apa? Aku selalu mendengarkan saranmu. Untuk apa kau bertanya?" Milan menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan - lahan, " Jauhi Jackson dan keluarganya" Kate mengerutkan alisnya " M..maksudmu? Mengapa kau mengatakan hal itu?" Milan mengeraskan rahangnya " Jauhi saja. Kau tinggalkan rumah Jackson dan aku akan menyewakan apartemen lain untukmu" " Milan, sebenarnya ada apa? Kenapa kau seperti ini? Aku tak mungkin meninggalkan Jackson dan keluarganya begitu saja. Kau tahu aku sudah menjadi seorang istri" " Tetapi mereka tidak pernah menghargaimu Kate!" Nada bicara Milan mulai meninggi. " Kau tahu dari mana? Mereka sangat menghargaiku. Kumohon jangan katakan sesuatu yang buruk terhadap mereka Milan" " Sudah ku bilang mereka tidak baik untukmu mengapa kau tidak juga mengerti Katlea?!!!!" Kali ini Milan sudah berada di puncak kemarahannya. Kate kaget melihat kemarahan Milan dan ia merasa sedih karena sikap Milan yang agak kasar terhadapnya. Mata Kate mulai berkaca - kaca, entah mengapa bentakkan Milan membuatnya sedih bukan main. Kate beranjak dari kursinya " Kau ini kenapa Milan? Kau tidak pernah membentakku sebelumnya. Tapi.. kenapa sekarang..." mencoba untuk sekuat mungkin menahan tangisnya Kate memilih untuk meninggalkan Milan di kafe itu. Melihat kepergian Kate, Milan merasa sangat bersalah ia tak tahu bagaimana cara untuk memberi tahu Kate soal Jackson dan rencananya. Disepanjang perjalanan menuju butik Kate hanya terdiam, ia tak mengerti mengapa Milan bersikap seperti itu padahal Milan adalah orang yang paling dekat dengan Kate. Jika hubungan mereka sedang renggang seperti ini, Kate tidak tahu apa yang akan ia lakukan. *Drrrt drttt* ponsel Kate bergetar dan nama Trisha sudah muncul di panggilan masuk, Kate segera menggeser tombol hijaunya. " Ya?" " Kate kau dimana?" " Aku dijalan. Ada apa?” " kau harus segera kesini. Aku tak bisa menanganinya " Yeah okay" Trisha memutus panggilannya. Mendengar suara Trisha yang terdengar semakin membuat Kate penasaran tentang keadaan di butik. Sesampainya Kate di butik ia segera menghampiri Trisha yang sedang terlihat frustasi di mejanya, " What happen Trish?" Trisha melihat Kate kemudian ia memalingkan wajahnya " Is there anything happen?"  “ Projectmu dibatalkan” mendengar itu tubuh Kate melemas, " Ba..bagaimana bisa?" Trisha diam tak berkata apapun, Kate kemudian beralih ke ruangan Mrs. Haley. Saat melihat kedatangan Kate, Mrs. Haley terlihat sangat kecewa. " Apa yg kau lakukan disini? Beraninya kau menemuiku!” Mrs. Haley terlihat kesal menatap Kate, “ Apa yang saya lakukan? Saya tidak mengerti" Mrs. Haley beranjak, kemudian ia melemparkan berkas - berkas pada Kate. " Baca ini” Kate membuka berkas - berkas itu matanya melebar saat Kate tahu bahwa ternyata berkas itu membuktikan nahwa Kate sudah memberikan ide design bajunya kepada butik saingan milik Mrs. Haley. " Saya bersumpah, saya tidak memberikan design ini pada siapapun. Percayalah” Kate mendekati Mrs. Haley akan tetapi Mrs. Haley memilih untuk menghindar " Kau pikir aku akan percaya? Dari mana mereka bisa mendapatkan ini kalau bukan darimu? Kau tahu? Karena dirimu butikku mendapatkan image buruk! Setelah ini kau tidak perlu lagi datang” " Tapi...” Mrs. Haley hanya terdiam Kate menunduk dan kemudian melangkah perlahan menuju pintu. Saat membuka pintu, Trisha sudah menunggu Kate dengan tatapan panik. " Kate?" Melihat Trisha Kate langsung menangis dan memeluk Trisha. " Aku kehilangan semua Trish”" kata Kate terisak. Tidak ada yang bisa dilakukan Trisha yang ia  bisa lakukan hanya menenangkan Kate untuk selama ini “ Aku kehilangan orang tuaku, lalu Milan dan sekarang karieku?! Kenapa hidupku seperti ini" ujar Kate dengan suara tangisannya yang terisak. " Kate..." Kate melepaskan pelukannya dari Trisha, "Aku harus pergi  Trish" Kaye mencoba tersenyum tetapi kesedihannya masih terlihat jelas. Kate melangkah menjauh dari Trisha dan pergi dari boutiqe. Angin berhembus kencang, Kate tidak peduli dengan kedinginan yang ia rasakan saat menyusuri jalanan. Ia larut dalam kesedihan. Sungguh hari ini adalah hari terburuk baginya, ia kehilangan Milan dan sekarang kehilangan impiannya. Project itu sangat penting untuk Kate karena dengan project itu ia bisa menjadi seorang designer yang berlisensi. Akan tetapi semua hancur saat seseorang mencuri idenya dan memfitnah dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD