Di pagi yang cerah semua keluarga White berkumpul kecuali Johanna. Keadaan Jessie sudah membaik ia mulai tersadar bahwa Theo adalah prioritasnya saat ini dan ia berfikir untuk membuang jauh - jauh Luke dari kehidupannya.
Tiba - tiba Johanna datang dan terlihat kesal melihat kedekatan Jessie dan Kate. Ia mendorong Kate yang sedang berada di dekat Jessie dan berteriak " Jauh - jauh kau dari keponakanku!"
" Johanna!" Bentak James. " Aku benar - benar muak melihatmu!" Marissa menghampiri putrinya dan mencoba menenangkannya. " Jack, ajak Kate keluar. Bukan hal yang bagus bila mereka ada di tempat yang sama"
Jackson menuruti kata - kata ayahnya dan mengajak Kate keluar. Mereka menuju mobil audi hitam Jackson dan bersiap pergi. Kate masih terlihat sangat shock dengan Johanna. Melihat itu, Jackson memasangkan sabuk pengaman Kate dan mata mereka tak sengaja bertemu. " Lupakan apa yang adikku perbuat. Ayo kita senang - senang!"
Kate hanya mengangguk, " Jadi... mau kemana kita?" Tanya Jackson yang masih mengenakan sabuk pengamannya. " Boleh aku memintamu mengantarku kesebuah tempat? Tidak jauh dari sini kok"
Jacksin menurutinya ia menyalakan mesin dan segera melaju dengan kecepatan sedang. Setelah 20 menit perjalanan, mereka sampai di sebuah rumah besar dan banyak anak - anak disana. " Tempat apa ini?"
" Kau akan tahu setelah kau masuk" Kate melepas sabuknya dan keluar dari mobil. Jackson mengikuti Kate yang masuk kedalam rumah itu.
Jackson melihat banyak anak kecil disana. Sekarang ia mengerti bahwa ini adalah panti asuhan. Kate terlihat memeluk seorang wanita tua yang sepertinya adalah pemilik panti asuhan itu.
" Sudah lama Kate" ujar Marry. “ Maafkan aku Marry, aku baru bisa kesini hari ini” kemudian Marry melihat Jackson yang sudah berdiri dibelakang Kate " Oh Dia...... suamiku" kenal Kate dengan suara sedikit tidak yakin.
Marry terlihat sangat senang dan menyambut Jackson. Jackson dengan sopan memperkenalkan dirinya. Kate kemudian bergabung dengan gerombolan anak kecil yang sedang bermain. Sedangkan Jackson hanya mematung di tempatnya.
Ia sangat terpaku melihat Kate yang begitu dekat dengan anak - anak. Wajar saja ia bisa membuat Theo diam semalam. " Kau beruntung bisa menikahi Kate” ujar Marry yang sudah berdiri disamping Jackson. Jackson menatapnya " Dia baik, hangat dan cantik”
Ya benar, Jackson melihat Kate sangat hangat ketika berada di tengah tengah anak kecil. Kemudian mulai terlintas dipikirinnya untuk menjadikan Kate sebagai ibu dari anak - anaknya.
Sial! Apa yang ku fikirkan! . Batin Jackson.
Ia merasa ponselnya bergetar dan sudah terlihat Julie memanggilnya. Ia meminta izin pada Marry untuk mengangkat telfon dan pergi menjauh.
" Halo sayangg" sapa Julie girang dari sebrang sana.
" Ada apa Julie?"
" Jackson? Mengapa nadamu jadi dingin?”
" Iya maaf.. halo juga sayangg"
" Kau dimana? Aku sangat merindukanmu!”
" Aku ada diluar pergi denganbclient. Aku juga merindukanmu.Cepat pulang sayang"
" Iya iyaa sayang aku akan cepat pulang. Oh iya aku ingin memberitahumu, aku kehabisan uang sedangkan aku masih seminggu lagi disini "
" Iya sayang nanti akan aku transfer lagi"
" Benar sayang? Aaaaa aku cinta kamu. Aku tidak sabar untuk pulang dan bertemu denganmu"
" Iya sayang"
" Yasudah. Oiya sayang ingat ya kamu tidak boleh dekat dekat dengan istri sialmu itu. Ingat aku ya sayang"
" Iya sayang. Mana bisa aku berpaling darimu?"
" Baiklah. Bye sayangg love you"
" Love you too"
Jackson menutup ponselnya kemudian ia bebalik dan kaget Kate sudah berdiri di belakangnya " Kate? Sejak kapan kau berada disini?"
" Baru sajaa.. bu Marry mau kita makan siang bersama dia menyuruhku untuk memanggilmu". Jackson mengangguk kemudian mereka segera bergabung dengan Marry, para pengurus panti dan anak - anak panti di meja makan.
Suasana hangat di meja makan membuat Jackson tersadar, ia sudah lama tidak melakukan hal ini. Makan bersama semua kekuarganya mengingat kesibukan masing - masing. Tetapi disini ia kembali merasakannya.
Setelah makan, Kate dan Jackson bemain dengan para anak kecil hingga langit gelap. Kate melihat Jackson yang tengah menggedong anak balita diantara lengannya yang kekar.
" Tidak... kenapa ia sangat sexy saat menggendong anak kecil? Seandainya anak itu adalah anak kami pasti..... hah kau tidak boleh bermimpi Kate!" Batinnya.
" Dia tertidur?" Bisik Kate. Jackson mengangguk kemudian perlahan - lahan Jackason memindahkan balita itu keranjangnya dan melihat anak itu dengan tatapan kasihan. Ia merasa jauh lebih beruntung dari anak - anak yang ada di panti itu. Dan ininsemua mengetuk hatinya yang keras.
Karena sudah terlalu malam. Jackson dan Kate pamit dari panti asuhan. Lalu mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di tepi danau untuk menghirup udara segar.
" Terimakasih Kate" Kate yang sedang asik memandang bintang segera melihat Jackson, " Untuk apa?"
" Kau mengajariku banyak hal dengan membawaku kerumah yang hangat itu. Apakau selalu kesana saat kau sedang sedih?"
Kate kemudian tersenyum, " Tidak juga, setiap minggu aku dan Milan selalu mengunjungi rumah itu tetapi setelah Milan ke Italia tidak ada lagi yang mengantarku. Tapi sesekali aku naik bis kesana. Tidak sering sih kau tahulah ongkos bis kesini juga mahal"
" Apakau sedekat itu dengan Milan?" Kate mengangguk " Dia seperti saudaraku. Sejak aku ke Seattle, dia lah satu satunya keluargaku"
" Jadi kau tidak memiliki hubungan apapun dengannya?" Kate melihat Jackson tertawa " Kau bicara apa? Milan sudah seperti kakaku. Wajar kalau kami sangat dekat. Dan akan selalu seperti itu"
Sial jadi selama ini aku salah mencurigainya?
" Mengapa kau bertanya seperti itu Jackson?" Jackson hanya menggelengkan kepalanya " Tidak. Aku hanya bertanya"
Kemudian keheningan menyelimuti keduanya
" Uhmm... Jack boleh aku bertanya padamu?"
" Tentu"
" Uhm.... mengapa saat awal kita kenal kau sangat membenciku? Dan kenapa sekarang kau jadi baik kepadaku? Kadang sikapmu membuatku bingung"
Mendengar pertanyaan Kate membuat Jackson bingung ia tak tahu apa yang harus ia katakan. Haruskah ia mengatakan bahwa ini adalah balas dendam Johanna dan Julie? Tidak. Tidak benar.
" Aku.... hanya tidak suka di jodohkan dan aku baik padamu karena aku sudah biasa dengan ini semua " jawabnya singkat padat dan jelas. " Apa kau sudah.... menerima.. pernikahan ini?"
" Tidak juga.."
" Ohh.. aku mengerti. Tenang saja Jack, setelah ayahmu benar benar pulih, kau bisa kembali pada Julie"
Jackson menatap Kate bingung " Apakau begitu ingin bercerai dariku?"
" Bukann bukan begitu. Hanya saja, aku tak ingin seperti ini terus. Aku juga mengerti kalau kau ingin tetap bersama Julie bukan aku"
" Lalu setelah kita bercerai kau akan melakukan apa?" Tanya Jackson penasaran
" Mungkin aku akan.... pindah keluar amerika semacam memulai hidup baru" mata Kate kembali menatap bintang - bintang.
" Memulai semua dari awal dan mnegejar impianku untuk membuat sebuah clothing line"
Jackson lagi - lagi dibuat takjub oleh Kate. Ia baru kali ini menemukan wanita mandiri seperti Kate. Semua yang dikatakan Roger, Troy dan George benar. Kate memang seorang wanita yang baik.
Tidak ada suara yang keluar dari mulut Jackson membuat mata Kate beralih pada Jackson yang sudah menatapnya dari tadi. Menatap mata Jackson membuat tatapan Kate terkunci. Tanpa diduga Jackson mendekatkan dirinya pada Kate perlahan - lahan sampai wajah mereka semakin dekat. Jackson melihat bibir Kate yang sangat menggoda untuk disentuh. Nafas hangat Jackson sudah mulai terasa dibibir Kate, ia secara otomatis memejamkan matanya dan merasakan bibir Jackson berada di bibirnya.
Jackson mencium bibir Kate dengan lembut, kini ia bisa merasakan aroma vanilla dari bibir Kate. Kate pun ikut terbawa suasana dan dirinya merasa sangat bahagia saat bisa merasakan bibir Jackson yang kenyal ada dibibirnya.
Dan pada saat itulah ia membiarkan Jackson mencium bibirnya dan Kate meyakinkan dirinya bahwa ia telah jatuh cinta untuk yang pertama kali pada Jackson.
Jackson melepaskan bibirnya perlahan - lahan dari bibir Kate, Jackson merunduk dan Kate menatapnya. " Maafkan aku. Aku tidak sengaja melakukannya"
Pernyataan yang sangat membuat hati Kate sesak.
" Kau... tidak sengaja?"
Jackson lagi - lagi hanya mengangguk dan menatap dingin Kate. Kate sebenarnya sangat terkejut dan marah. Ia sangat ingin menampar wajah Jackson yang seenaknya menciumnya dan berkata seperti itu. Ia hanya menahan emosinya dan enggan menatap Jackson.
" Ayo kita kembali. aku lelah" ujar Kate jutek. Kate berdiri dan bergegas meninggalkan Jackson. Jackson melihat perubahan reaksi dingin Kate heran " Apa aku melakukan sesuatu? Apa karena ciuman itu?" Jackson hanya bertanya - tanya dan segera menyusul Kate.
---
Next day
Seharian ini Kate sama sekali tidak berbicara pada Jackson. Bahkan ia terkesan tidak menganggap keberadaan Jackson yang dari tadi bingung dengan sikap dingin Kate.
Melihat Kate yang sedang bersama Jessie dan menggendong Theo di ruang Tv Jackson menghampiri mereka " Bagaimana Theo?" Tanya pada Jessie akan tetapi matanya menatap Kate.
" Dia baik - baik saja" jawab Jessie bingung melihat tingkah kakak dan kakak iparnya. " Jess, bisakah kau ambil Theo dan biarkan aku berbicara pada Kate?"
" Tidak usah. Aku lelah, aku ingin ke kamar. Kau bisa mengambil Theo" Kate menyerahkan Theo pada gendongan Jessie dan pergi meninggalkan Jackson dan Jessie tanpa menatap Jackson.
" Kalian ini sebenarnya ada apa?" Tanya Jessie heran menatap Kate. " Entahlah.. aku hanya menciumnya semalam dan dia bersikap seperti itu"
Jessie mengerutkan alisnya, " Apa kau yakin hanya menciumnya?" Ia melihat kakanya dengan tatapan curiga " Iya aku tak sengaja melakukannya kemudian aku minta maaf kemudian dia marah"
Jessie memukul lengan kekar kakaknya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menggendong Theo " Bodoh! Jelas saja dia marah. Memangnya mencium seorang wanita bisa seenaknya? Minta maaf cepat!"
Jackson hanya terdiam mendengar kicauan adiknya itu, " Aku tahu kalian belum pernah melakukan apapun bukan? Lalu kau menciumnya dan meminta maaf. Bayangkan saja jika Julie melakukan itu padamu bagaimana perasaanmu?"
" Pastilah aku akan kesal! Itukan karena aku mencintainya" Jessie menepuk bahu Jackson " Dan sekarang kau pun tahu kenapa Kate seperti itu"