Dikantor Jackson, Julie sudah menunggu diruangannya. Julie yang melihat kedatangan Jackson segera menghampirinya dan memeluknya dengan manja " Halo sayangg , mengapa kau baru datang?”
" Tadi aku bertemu dengan Milan" Tatapan bahagia Jackson berubah datar " Ia terlihat sekali menderita saat tahu apa yang ia lakukan dulu malah membuat Kate menerima akibatnya"
" Baguss sayang! Aku tak sabar untuk menunggu hari dimana Kate menangis dan frustasi. Apakau sudah membuatnya menyukaimu?" Jackson mengangguk " Dia sudah mulai masuk kedalam jebakanku"
" Tapi kau harus berjanji ya, kalau ini semua hanya sandiwara" Jackson mengangguk dan tersenyum pada Julie kemudian mendaratkan ciuman lembutnya dibibir Julie.
" Oh iya sayang, sebenarnya aku ingin pergi 2 minggu ini. Teman - temanku mengajakku untuk berlibur di eropa, bolehkan aku pergi?" Julie mencoba merayu Jackson dengan manja. Melihat Julie bersikap manja seperti ini merupakan sebuah kelemahan untuk Jackson. Ia akan melakukan apapun jika sudah melihat Julie bersikap seperti itu. " Tentu. Aku akan mentransfer uang sebanyak yang kau butuhkan" dengan bahagia Julie memeluk Jackson erat " Aaah sayang!! Terimakasihh!! I love you"
" I love you too sayang" ucap Jackson membelai rambut Julie.
---
" Aku lihat beberapa hari ini suamimu selalu mengantarmu? Ada apa?" Tanya Trisha heran. " Uhmm entahlah Trish, tapi setidaknya aku cukup lega dia sudah mulai menerimaku” Kate tersenyum mengingat perilaku Jackson akhir akhir ini.
" Aku tahu itu adalah hal yang baik, tapi Kate, segala sesuatu yang tiba - tiba seringkali pertanda tidak baik"
" Mungkin kali ini berbeda. Tapi aku cukup bahagia dengan sikapnya yang sekarang” kedua ujung bibir Kate kembali tertarik, melihat ekspresi sahabatnya Trisha dan menyimpulkan bahwa Kate sudah mulai jatuh cinta kepada Jackson. " Jangan bilang kau sudah ada perasaan untuk seorang Jackson?" Kate menatap Trisha malu " Aku... tak tahu Trish. Aku belum pernah merasakan ini. Kau tahu aku tidak pernah berhubungan dengan pria manapun”
Kate memang belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Meskipun Milan adalah pria yang paling dekat dengannya tetapi Kate hanya menganggap Milan seperti kakaknya tidak lebih. Trisha menahan nafas kemudian mengeluarkannya pelahan - lahan, " Then i'll be happy for you" Trisha mencoba untuk terlihat senang tetapi jauh di hati Trisha, masih banyak kejanggalan pada Jackson, meskipun begitu Trisha mencoba menyingkirkan perasaan negatif untuk sahabatnya.
" Well, Aku lihat Milan kesini" Mendengar Trisha membicarakan Milan, Kate lupa jika tadi Milan belum sempat mengatakan tujuannya menemui Kate. Ia sudah kelewat senang karena Jackson " Aku pikir ada sesuatu yang ingin ia bicarakan
" Terimakasih Trish” Kate mengambil ponselnya dan mengetik nama Milan di kontaknya. Akan tetapi Milan tidak mengaktifkan ponselnya dan Kate memilih untuk menghubunginya nanti.
---
Hari ini Kate harus bekerja sampai larut malam, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Walaupun ia merasa was was Kate tetap memaksakan diri untuk pulang walaupun ia tahu bahwa itu akan menjadi hal buruk baginya.
Karena merasa sangat dingin ia merapatkan mantelnya dan tidak melepasnya. Jalan sudah cukup sepi hanya beberapa mobil lewat setiap menitnya.
Kate merasa ada yang mengikutinya, dan benar saja sudah ada 2 orang mabuk yang mengikuti Kate. Kate mencoba untuk mempercepat langkahnya akan tetapi orang mabuk itu makin dekat. Walaupun Kate sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghindari orang - orang itu. Kate akhirnya berhasil dihadang mereka. Orang mabuk itu mencoba untuk menarik Kate ketempat yang sepi.
Sebelum berhasil menarik Kate, sebuah mobil memberikan klakson dan berhenti. Kate dan kedua orang mabuk itu melihat ke arah mobil ford hitam. Sang pengemudi segera membantu Kate dan menghajar para pemuda mabuk itu. Setelah Kate melihat wajah orang yang menolongnya ia baru menyadari bahwa orang itu adalah Roger teman Jackson.
Roger yang melihat Kate kedinginan, melepas jasnya dan memakaikannya di tubuh Kate " You are freezing! Let me take you home!" Roger membukakan pintu untuk Kate dan Roger segera melaju ke apartemen Jackson.
Di apartemen, Roger membantu Kate yang masih dalam keadaan shock. Roger menekan bel dan Jackson membukanya. Jackson melihat Roger dan Kate dengan heran, apalagi Kate memaikai jas Roger.
" Apa ini?" Tanya Jackson " Aku bertemu dengannya saat beberapa pria mabuk menganggunya" Jelas Roger. Jackson hanya menatap dingin dan menyilangkan tangannya. Roger membantu Kate untuk masuk dan duduk di sofa. " Kate, I hope you will be okay" Kate tersenyum pada Roger, " Thanks for saving me" Roger memutuskan untuk segera pergi. Jackson mengantarnya sampai kedepan pintu keluar.
" Kenapa kau dingin sekali padanya?” Roger melihat aneh sahabatnya itu.
“ Lalu apa yang harus aku lakukan?" Jackson kembali bertanya dengan menaikkan alis sebelahnya. “ Aku tahu kau tidak memiliki perasaan padanya, tapi... tolong kedepankan rasa kemanusiaanmu. Bagaimanapun dia istrimu" Jackson menatap Roger kesal " Aku pikir dia takkan digoda jika dia tidak mengundang orang - orang itu menggodanya”
Roger menatap Jackson tak percaya, " Jack, aku benar - benar tak mengerti dirimu yang sekarang”
" Kenapa kau terus membelanya? Kau menyukainya??" Roger tidak menjawabnya " Oh... kau menyukainya??? Ayolah! Masih banyak wanita sexy diluar sana!”
Roger sebenarnya ingin sekali memukul wajah Jackson akan tetapi ia sadar bahwa emosinya hanya akan membiat masalah, " Karena aku tahu dia wanita yang baik, jadi tolong hargai dia. Jika tidak, mungkin aku yang akan melakukannya" tanpa basa basi Roger berbalik dan pergi dari hadapan Jackson. Entah mengapa emosi Jackson kembali memuncak, apakah ini karena kebenciannya terhadap Kate atau karena ia tak suka melihat Roger bersama Kate?
Jackson kembali ke apartemennya dan melihat Kate sedang mencoba menenangkan diri diatas sofa. Jackson pergi kedapur dan membuatkan Kate secangkir teh. " Kau baik - baik saja?"
" Aku hanya shock saja" Jackson mengantar teh itu kehadapan Kate " Kau minum tehnya, ini akan membantu" Kate melihat Jackson yang sudah berbalik kembali ke ruang kerjanya. Meskipun Jackson hanya membuatkan teh, hati Kate sedikit merasa bahagia karena setidaknya Jackson masih memperhatikan Kate.
Karena shock yang dialaminya, Kate sampai tertidur di sofa ruang tv. Jackson yang keluar dari ruang kerjanya melihat Kate yang sedang tertidur di sofa. Ia mendekatinya dan memandangi wajahnya.
Jackson merasa kasihan melihat Kate akan tetapi rasa benci pada dirinya juga masih mendominasi. Walaupin hatinya berkata bahwa Kate adalah orang yang baik tetapi otaknya mengatakan sebaliknya. Jackson mengangkat tubuh Kate dan membawanya ke kamar Kate. Dengan hati - hati ia membaringkan Kate di tempat tidur. Jackson kembali memandang wajah Kate yang pucat " Andaikan saja kau tidak pernah menyakiti adikku dan tidak mengganggu hubunganku. Mungkin aku takkan seperti ini padamu"