Claire keluar dari dalam kamar dengan langkah gontai dan menatap datar pada makanan yang ada di atas meja makan. Claire duduk di kursi meja makan dan memakan makanannya dalam diam, hal itu diperhatikan oleh Alex dari jauh.
Ibu dana ayahnya sedang tidak rumah. Mereka sudah pergi subuh tadi dan akan pulang seminggu kemudian. Alex disuruh untuk di mansion terus menjaga Claire dan tidak membolehkan Claire keluyuran sampai main ke hotel dan klub malam.
Alex yang mendapat perintah seperti itu tentu saja dirinya sangat senang sekali dan ingin di mansion terus, melihat adik kecilnya yang cantik dan menggoda. Apalagi adiknya sedang memakai pakaian yang seksi sekarang. Dengan langkah tegap Alex berjalan mendekati Claire dan duduk di depan gadis itu.
“Aku kira kau masih tidak mau keluar kamar dan makan,” ucap Alex tersenyum sinis pada Claire.
Claire yang mendengar itu mencibir dan tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Alex. Dia masih memakan makanannya dalam diam. Claire menjauhkan piringnya yang sudah kosong dan menatap pada kue yang ada di atas meja dan mengambilnya. Claire memakannya tidak memedulikan tatapan pria yang di depannya yang menatapnya dengan senyuman sinis.
“Kau seperti orang kelaparan. Kau sudah tidak makan berapa lama? Kau baru mengurung diri di dalam kamar hanya dua hari. Tapi, kau sudah menghabiskan banyak makanan sekali. Hati-hati nanti kau cepat mati kalau menahan rasa lapar terus,” ejek Alex.
Claire tersenyum paksa dengan melihat giginya yang putih dan berdiri dari posisi duduknya, berjalan menuju kulkas yang ada di dapur. Sebelum membuka kulkas Claire mengambil keranjang dan memasukkan semua makanan dalam kulkas ke dalam keranjang dan tidak lupa Claire menyuruh chef mansion untuk membuatkan beberapa makanan untuknya dan mengantarnya ke kamar.
Alex yang melihat itu bersedekap dan melihat paha putih mulus Claire. Sialan. Alex merasakan bagian bawahnya yang mulai bangun. Alex meringis dan mengumpat karena miliiknya yang sungguh murahan sekali. Alex tidak mau di sini terus, yang membuatnya bisa menarik tangan Claire dan membawanya ke kamar terdekat di lantai bawah ini.
Alex berdiri dan berjalan menjauh dari dapur. Claire yang melihat Alex tiba-tiba pergi mengerutkan keningnya dan mengedik. Tidak peduli pada kakaknya itu sama sekali. Kalau perlu Alex pergi untuk selamanya dan tidak pernah kembali lagi.
“Kalian antar makanannya ke dalam kamarku,” perintah Claire pada pelayan di mansion dan berjalan menjauh dari dapur.
Claire lebih memilih menuju ke halaman belakang mansion dan menatap danau di belakang mansion dengan helaaan napas panjangnya. Sudah hampir seminggu Claire tidak keluar sama sekali dari dalam mansion. Claire tidak peduli dengan kuliahnya. Biarlah. Siapa suruh mentang Claire melakukan apa yang diinginkan oleh Claire. Claire hanya ingin hidup bebas tanpa diatur sama sekali.
“Aku merindukan Jordan. Dia sedang apa sekarang?” tanya Claire pada dirinya sendiri.
Claire sudah lama tidak bertemu dengan kekasihnya itu. Claire merindukannya dan ingin memeluk Jordan. Tapi, bagaimana dirinya bisa keluar dari dalam mansion ini? Mengingat Alex yang terus mengawasi dirinya.
Claire menatap ke atas. Balkon kamar Alex yang menghubung ke halaman belakang mansion. Di sana Alex yang sedang menatap Claire dengan senyuman sinisnya sambil menyesap segelas sampanye. Claire mengacungkan jari tengahnya ke arah Alex dan meludah.
Alex yang melihat itu tersenyum sinis. Alex membalas dari atas dengan sengaja membuka kemejanya secara perlahan. Claire yang melihat itu terkejut namun tidak mengalihkan tatapannya ke arah lain. Malahan Claire melihat tubuh atletis dari kakaknya yang sangat sempurna, dan pastinya banyak perempuan yang ingin mengelus tubuh itu.
Sialan.
Claire! Apa yang kau pikirkan? Dia kakakmu? Tidak mungkin kau tergoda dengan tubuh kakakmu sendiri? Ingat. Dia kakakmu. Kakak yang suka mengusik kehidupanmu. Claire yang sadar akan itu menatap ke arah lain dan berdeham pelan.
“Nona, ini minuman anda.”
Claire menatap pada pelayan yang membawakan minuman untuknya. Claire mengambil minuman itu dan meminumnya hingga habis dan memberikan gelas kosong itu pada pelayan. Pelayan itu menatap bingung pada anak majikannya yang terlihat gelisah dan keringat yang membasahi tubuh anak majikannya.
Pelayan itu ingin bertanya, namun diurungkan olehnya. Dia tidak mau kehilangan pekerjaannya dengan hanya penasaran apa yang dilakukan oleh anak majikannya.
Claire yang melihat pelayan itu akan pergi mencegahnya. Sehingga pelayan itu berbalik dan menatap bingung pada Claire.
“Tunggu!”
“Ya? Nona ingin sesuatu?”
“Tidak ada. Aku hanya ingin bertanya, kau masih perawan?” tanya Claire.
Pelayan itu terkejut dengan apa yang dikatakan oleh anak majikannya. “Ha? Maksud Nona?”
Claire berdecak. Pelayan ini bodoh atau tuli? Jelas-jelas Claire bertanya pelayan itu masih perawan atau tidak?
“Kau tuli? Aku bertanya kau masih perawan atau tidak? Dan kalau tidak, kau melakukannya pertama kali apakah sakit atau tidak?” tanya Claire lagi.
Pelayan itu tampak gugup. “Saya sudah lama tidak perawan Nona. Untuk pertama kali memang sakit, namun rasa sakitnya hanya sebentar saja dan setelah itu akan terasa nikmat,” jawab pelayan itu.
Claire yang mendengarnya mengangguk dan menyuruh pelayan itu untuk pergi. Pelayan itu berjalan menjauh dari Claire. Claire yang menatap kepergian pelayan itu tersenyum sinis dan menatap pada genangan air danau.
Memikirkan kata pelayan tadi yang mengatakan rasa sakitnya hanya sebentar saja dan setelah itu akan nikmat. Jordan juga mengatakan itu padanya, Claire yang membayangkan dirinya melakukan itu dan mendesah di bawah kukungan laki-laki … Sialan! Kenapa dia malah membayangkan Alex yang berada di atasnya dan memberikan kenikmatan untuknya.
Claire kembali menatap ke atas dan masih ada Alex di sana yang masih tidak menggunakan baju sama sekali. Celana mengantung itu, memperlihatkan bulu-bulu yang menyatu dengan … Ya Tuhan! Kenapa Claire berharap celana itu turun ke bawah dan melihatkan isi dibalik celana itu.
Claire tidak boleh di sini terus. Dia harus cepat pergi dari sini, karena posisinya sekarang sangat rawan sekali. Bisa-bisa Claire ikut membuka bajunya dan memperlihatkan bagian atasnya. Sifat jalangnya sangat melekat sekali dalam dirinya, yang mudah membayangkan hal erotis dan belum pernah melakukannya dengan seorang pria hal yang intim.
Claire hanya pernah melakukannya dengan dirinya sendiri. Itupun dirinya, tidak terlalu menyentuh bagian bawahnya. Hanya sering menyentuh bagian atasnya dan mengusap lembut tubuhnya.
Sialan. Claire dengan cepat berjalan masuk ke dalam mansion dan masuk ke dalam lift. Claire keluar dari dalam lift dan masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya dari dalam.
Claire yang sudah tiba di dalam kamar, membuka seluruh pakaiannya dan mendesah saat menyentuh bagian sensitive tubuhnya. Dan membaringkan tubuhnya ke atas ranjang dan memejamkan matanya sambil mengusap bagian tubuhnya dengan lembut penuh desahan.
“Ahhh.. sialan!” Claire duduk dan menatap pada minuman yang ada di atas meja di dalam kamarnya.
Claire berjalan mengambil minuman itu dan meminumnya. Sungguh Claire ingin merasakannya, tapi, kenapa dalam benaknya terbayang tangan besar Alex yang menjamah tubuhnya. Claire sudah tahu itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Dirinya dan Alex adalah saudara. Dan Claire sangat membenci pria itu.
*** ***
Alex yang menatap laptop di depannya dengan tatapan lapar. Ya. Alex diam-diam menyambungkan CCTV di dalam kamar Claire. Sehingga apa pun yang dilakukan oleh Claire. Alex dapat melihatnya. Seperti tadi Claire yang tiba-tiba saja membuak seluruh pakaian dan mengusap tubuhnya dengan lembut.
Membuat bagian bawah tubuh Alex semakin terbangun. Alex sudah sama telanjangnya dengan Claire. Alex memuaskan dirinya sendiri dengan melihat tubuh molek Claire yang duduk dengan meminum minumannya. Alex mendesah dan mengumpat merasaka miliknya harus dipuaskan dengan tangannya sendiri.
Alex yang ingin pergi mala mini, namun dia sangat malas keluar mencari wanita yang mau ditarik ke atas ranjang dan memuaskan Alex. Sambil pria itu membayangkan kalau dirinya sedang berhubungan dengan Claire.
Alex takut. Claire akan keluar malam ini dan menambah masalah. Alex tahu kalau Claire itu rubah betina yang dengan mudah menipu dan lolos begitu saja, kalau Alex tidak mengawasi dengan benar.
“Ahhhhhh!!!” teriak Alex yang merasakan cairannya keluar dan membasahi lantai dan tangannya.
Alex mengambil tissue dan menglap tangannya menggunakan tissue dan membuang tissue itu ke tong sampah. Alex juga menglap lantai sambil mendesahv kasar. Dirinya harus merasakan seperti ini terus? Dia tidak bisa pelepasan dengan memasukkan miliknya ke dalam milik wanita atau yang lebih diinginkan oleh Alex adalah memasukkan miliknya ke dalam milik Claire yang sempit dan tentunya akan terasa nikmat.
Alex melihat pada ponselnya yang berbunyi. Dengan malas Alex melihat ponselnya, sebuah pesan dari kekasihnya yang menanyakan sedang apa Alex sekarang. Alex tidak membalasnya sama sekali lebih memilih berjalan menuju kamar mandi membersihkan dirinya dan turun ke bawah untuk mencari makanan.
Alex tahu kalau Claire tidak akan turun ke bawah mengingat banyaknya makanan di dalam kamar gadis itu. dan Alex bisa menebaknya kalau Claire akan keluar dua atau tiga hari kemudian.
*** ***
Claire menuruni tangga, dia sebenarnya malas turun ke lantai satu. Kalau saja dirinya tidak diganggu oleh sahabatnya yang main ke sini. Claire menatap malas pada Luna yang duduk dan menyengir pada Claire dengan melambaikan tangan.
“Kau mau apa ke sini? Kalau hanya untuk melihat Kakakku, kau tidak perlu ke sini. Kau bisa melihatnya dari ponselmu saja. Bukankah kau banyak menyimpan fotonya dan mengagumi dirinya,” ucap Claire malas dan duduk di depan Luna.
Luna tertawa pelan dan menggigit bibirnya melihat ke seluruh penjuru ruangan lantai satu mencari keberadaan kakak sahabatnya yang sangat tampan dan seksi. Claire, ‘kan mengatakan kalau Alex sudah tinggal di sinidan tidak tinggal dia apartemen lagil. Jadi, Luna bisa kapan saja melihat pria impiannya.
Claire yang melihat Luna yang tersenyum sendiri dan melihat ke seluruh ruangan lantai satu mansion langsung mencibir. “Kau tidak perlu mencarinya, mungkin dia sedang ada dalam kamarnya. Kalau kau mau menemuinya, pergi saja ke dalam kamarnya.” Ucap Claire malas.
Luna terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Claire. “Kau serius aku boleh ke kamarnya sekarang?” tanya Luna.
Claire melemparkan Luna dengan sebuah botol minuman plastic. “Itu yang kau inginkan. Dan nanti sampai di dalam kamar kau akan diperkosa olehnya.”
“Tidak apa-apa. Aku malah mau diperkosa olehnya. Dia sangat tampan dan panas sekali. aku dengan suka rela memberikan tubuhku padanya,” ucap Luna penuh harap.
Claire mengidik dan memakan buahan di atas meja. “Murahan sekali dirimu. Kau tidak tahu, kalau dia itu bukan laki-laki baik. Dia banyak memiliki wanita di luaran sana dan suka menjajakan tubuhnya pada para wanita di luaran sana!”
“Claire! Kau jangan memfitnahnya. Aku yakin wanita di luaran sana yang ingin tidur dengannya. Akupun mau tidur dengannya, tanpa dibayar juga tidak masalah. Yang penting aku bisa tidur semalam dengannya,” nyengir Luna.
Claire menggeleng. Susah berbicara dengan Luna yang sudah terobsesi dengan pria tampan. Dan tidak memikirkan segala hal yang akan membuatnya rugi. Claire tidak mengaca pada dirinya sendiri, yang juga susah dibilang kalau Claire tidak boleh terlalu percaya pada Jordan.
“Claire, kau turun juga? Aku kira kau akan mendekam terus di dalam kamarmu itu. Mengingat kau sudah membawa banyak makanan dalam kamarmu,” ucap Alex baru turun ke lantai satu dengan wajah yang segar dan rambut yang basah.
Claire dan Luna yang melihat tetesan air yang membasahi jakun Alex menelan saliva mereka. Claire yang tersadar duluan langsung mengubah ekspresi menjadi ekspresi tidak suka dan benci pada kakaknya ini.
“Memangnya aku tidak boleh turun? Ini masih mansion milik Papa dan Mama. Bukan milikmu!”
Alex tersenyum sinis. “Yang bilang ini mansion milikku siapa? Aku tidak bilang seperti itu bukan?” tanya Alex bersedekap d**a.
“Ya. kau tidak pernah mengatakan itu. Tapi, melihat kelakuanmu ini, seolah mansion ini adalah milikmu dan aku harus izin dulu mau turun atau ke dalam kamar denganmu. Kau memang pria yang menyebalkan! Aku lebih suka kau tinggal di apartemen dan tidak pernah pulang ke sini!” ucap Claire kesal.
Alex yang mendengar itu mengangguk dan duduk di single sofa dan menatap dua gadis yang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda. Yang satu menatapnya dengan senyuman lebar yang tidak luntur sama sekali. Dan yang satu lagi menatapnya dengan tatapan membunuh.
“Mama menyuruhku untuk pulang. Dia merindukan putra kesayangannya ini untuk tinggal di sini. Kalau kau keberatan aku pulang ke sini, lebih baik kau protes pada Mama dan bilang padanya untuk tidak pernah menyuruhku pulang ke sini,” ujar Alex santai yang semakin membuat Claire marah.
Claire mengepalkan tangannya. Mana berani Claire melawan ibunya. Bisa-bisa Claire yang akan diusir dari mansion ini. kalau Claire mengatakan ibunya tidak perlu menyuruh pria di depan ini pulang ke rumah lagi untuk selamanya.
“Kenapa? Kau tidak berani bilang pada Mama? Aku sudah menduganya. Jadi, kau terima saja Kakak tercintamu ini akan tinggal di sini untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Atau sampai tujuan dan harapannya terkabul,” kata Alex mengedipkan sebelah matanya pada Claire.
“Apa tujuan dan harapanmu? Aku akan memberikannya dan kau bisa dengan cepat pergi dari sini.”
Alex tertawa sinis. “Kau yakin akan memberikannya? Ah … sudahlah. Aku ingin mencari makanan dulu. Aku sangat lapar sekali,” ucap Alex beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menjauh dari kedua gadis itu.
Claire yang menatap kepergian Alex mengentakkan kakinya dan memukul sofa dengan kerasa. “DASAR MENYEBALKAN!!!” teriak Claire yang masih terdengar oleh Alex. Alex hanya tertawa dan menganggap itu sangat lucu sekali.