07 - Keras Kepala

1069 Words
“Pa tunggu!” ucap Alex. Jeremy menatap pada Alex dan menatap putranya bingung. Alex akan mengatakan hal yang akan membuatnya tersiksa nantinya. Namun, dia harus melakukan ini. Alex tidak mau lengah pada Claire yang semakin hari semakin liar dan susah untuk diatur. “Ya?” “Hum ….” “Ya? Apa yang akan kau katakan nak?” taya Jeremy dan kembali duduk. Alex tertawa pelan dan menggeleng. “Tidak ada Pa. Aku hanya ingin mengatakan jangan terlalu keras padanya. Aku melihat dia yang sudah menjauh dari Mama dan Papa,” ucap Alex dan tidak jadi mengatakan kalau Alex ingin Claire tinggal bersama dengan dirinya. Jeremy yang mendengar ucapan putranya tersenyum. Alex memang sangat perhatian sekali pada Claire. Claire saja yang tidak melihat betapa perhatiannya Alex pada Claire. “Mama dan Papa tidak akan keras pada Claire. Tapi, dia sudah keterlaluan sayang. dia sudah berani di dalam kamar hotel bersama dengan lelaki yang tidak jelas asal usulnya. Apakah lelaki itu benar mencintainya atau tidak?” ucap Amber sendu. Amber tidak mau kejadian di masa lampau terulang kembali dan kali ini pada putrinya. Lelaki yang tidak jelas asal usulnya dan dari keluarga sederhana. Amber dan Jeremy tidak memandang ke harta, namun, mereka mewanti agar kejadian yang dialami oleh Amber dulu tidak terulang lagi pada Claire. Alex yang mendengar ucapan ibunya mengembuskan napasnya, dan menatap ibunya lembut. Ibunya memang sering marah pada Claire. Tapi … kemarahan yang dilakukan oleh ibunya untuk kebaikan Claire juga. Claire tidak pernah melihat ayah dan ibu mereka yang sangat sayang pada Claire. “Ma … Alex akan menjaga Claire, dan tidak akan membiarkan Claire terjerumus dalam perasaan cinta yang katanya tulus, tapi, ternyata hanya bualan semata dan ingin memanfaatkan Claire untuk hidup senang,” ucap Alex. Jeremy dan Amber tersenyum dan mengangguk. Jeremy kembali berdiri dari tempat duduknya dia akan berbicara dengan putrinya, dan kali ini dia tak akan memarahi Claire terlalu berlebihan. Dia akan berbicara baik-baik pada putrinya itu. “Papa akan menemui Claire,” ucap Jeremy. Amber ikut berdiri dan ingin ikut bersama dengan suaminya. dia akan berbicara juga dengan putrinya. “Aku ikut,” ucap Amber dan berjalan di samping suaminya. Alex yang mentap orangtuanya yang sudah menjauh dan masuk ke dalam lift. Mendesah pelan dan mengambil ponsel dari dalam saku celananya. Alex menyuruh orang untuk mengawasi Jordan dan jangan sampai Jordan membuat ulah. “Kau awasi dia. Aku tahu dia bukan lelaki baik,” ucap Alex. Alex mematikan sambungan teleponnya, dan kembali menatap ponselnya kekasihnya mengatakan akan pulang dalam beberapa hari ini. Alex tersenyum dan membalas pesan kekasihnya dan mengatakan sudah rindu pada wanita itu. *** Jeremy dan Amber memasuki kamar Claire dan melihat Claire yang duduk di kursi yang berada di balkon. Amber dan Jeremy berjalan mendekati putri mereka. Amber dan Jeremy menyayangi Claire. Bukankah Claire putri kandung mereka? Dan Claire adalah gadis kecil mereka yang sekarang sudah tumbuh dewasa dan mereka tidak mau Claire mudah percaya pada orang lain. Dunia ini kejam. Orang yang kita kira baik ternyata hanya orang yang memanfaatkan kita demi keuntungan mereka. Dan mereka tidak mau Claire patah hati nantinya, karena terlalu percaya pada seseorang. “Claire …” Amber memanggil putrinya lembut. Claire tidak menoleh sedikitpun dan masih menatap halaman belakang di depannya. Dia kesal pada orangtuanya. Kesal pada kakaknya sendiri. mereka semua menganggap Claire masih anak kecil. Claire sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri. “Claire, Papa dengar kau di kamar hotel bersama dengan pria yang kau sebut kekasih itu?” tanya Jeremy duduk di samping putrinya. Claire menoleh pada Papanyadan cemberut. “Pasti Kak Alex yang mengatakan pada Papa! Dia selalu saja mengadu dan tidak pernah membuat hidup Claire tenang!” ucap Claire kesal. Jeremy dan Amber yang mendengar itu tersenyum. Jeremy mengusap rambut putrinya lembut. “Alex sayang padamu Claire. Dia selalu menjagamu dari kamu kecil sampai sekarang, kamu tahu? Dia sampai tidak pergi meeting hanya karena ingin menjemputmu di kampus tadi,” ucap Jeremy lembut. Claire memutar bola matanya dan tidak peduli dengan Alex yang jadi meeting atau tidak. Siapa yang menyuruh Alex untuk menjemputnya? Claire bisa pulang sendiri dan tidak perlu dijemput oleh siapapun. Karena ulah Alex, Claire tidak bisa menepati janjinya pada kekasihnya. “Claire tidak peduli. Claire tidak pernah menyuruh dia menjemput Claire. Claire sudah dewasa dan bisa pulang sendiri dan tidak perlu dijemput!” ucap Claire. Jeremy tersenyum. “Claire, kami tidak pernah melarangmu menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi, kami tidak mau kau sakit hati nantinya Claire. Karena yang kau kira tulus belum tentu tulus padamu,” kata Jeremy. Amber mengangguk. “Ya. Mama tidak mau melihatmu sakit hati karena dibohongi dan dimanfaatkan oleh seorang pria Claire.” Amber tahu pasti rasanya dimanfaatkan dan dibohongi oleh seorang pria. Claire menatap pada ayah dan ibunya. “Kalian tahu apa?! Kalian berbicara seperti kalian sudah mengalaminya saja. Jordan lelaki baik. Dia tidak akan pernah menyakitiku!” Claire bersikeras mengatakan Jordan lelaki yang sangat baik dan tidak akan pernah menyakiti dirinya. Jeremy menggeleng. “Kau tanya kami pernah mengalaminya? Ya. pernah. Aku ingin menceritakan kisah kami padamu, tapi, tidak sekarang. Kau jangan mudah percaya pada orang,” ucap Jeremy. Claire menatap bingung pada ayahnya kenapa mereka tidak menceritakannya sekarang saja. Biar Claire tahu seberapa menyakitkan kisah mereka. Dan Claire tidak akan sama dengan kisah mereka. Jordan akan menjadi suaminya nanti, dan dia memang yang terbaik. “Ceritakan saja sekarang. Dan ingat … walaupun kalian pernah dimanfaatkan oleh orang lain. Tapi, itu tidak akan sama. Aku yakin Jordan tak akan memanfaatkan aku sama sekali,” ucap Claire. Amber dan Jeremy mendesah. Anaknya memang susah untuk dinasihati. Seperti apa bentuk lelaki ini, sehingga Claire sangat membela lelaki ini. Jeremy akan menemuinya dan melihatnya sendiri nanti. Dan tahu apa seperti apa lelaki itu. “Claire, Papa dan Mama sayang padamu. Kalau kau berpikiran kami tidak menyayangimu itu salah. Karena kami sayang, kami tidak mau kau menjadi buta hanya karena sebuah cinta. Dan percaya begitu saja pada lelaki yang tidak baik,” ucap Amber. Claire berdecih dan mengabaikan ucapan orangtuanya. Terserah mereka ingin mengatakan Claire melawan atau sebliknya. Claire muak dengan mereka semua. Yang mengatakan sayang, tapi, selalu menyiksa Claire dengan mengekang kemanapun Claire pergi. Dan Alex sampai mengancam Claire. “Keluar. Claire tidak mau mendengar apa pun lagi!” ucap Claire mengusir orangtuanya. Amber dan Jeremy mengangguk dan keluar dari dalam kamar Claire. Mereka akan keluar dan membiarkan Claire sendirian di dalam kamar. Claire dan keras kepalanya memang susah diatur. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD