Bab XXXIII

1141 Words

Mata gelap itu masih memandangku dengan tajam, aura yang dikeluarkan Tuan Max begitu membuatku bergidik tak karuan. Pria itu menarik wajahku hingga merapat padanya. Hembusan napas hangatnya mengakibatkan jantungku berdebar semakin kencang. "Aku ingin sekali menidurimu saat ini. Tapi, ada yang lebih penting yang harus kita lakukan," ucapnya datar dengar suara serak. Aku menelan saliva kesusahan, reaksinya membuatku tak mengerti. Jika ia lebih dulu tahu daripada aku, mengapa ia tak memberitahu dan memilih bungkam. Jika begitu, apakah artinya hubungan kami akan seperti ini saja? Maksudku, jujur aku pasti memiliki harapan ia ingin bertanggungjawab meski mustahil menurutku. Lalu, jika tak ingin menikahi apa maksudnya kami akan terus begini? "Maaf Tuan Max ... saya ... saya tak mengerti deng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD