Ami terperangah melihat Ihsan, dan dia dengan perlahan beranjak dari duduknya dan mendekati Ihsan, lalu menyalaminya dengan hormat. “Baru saja tidur, Pak Ihsan. Tadi teman-temannya juga baru saja pergi dari menjenguk Mia,” ujar Ami setelah menyalami Ihsan. Ihsan menelan ludahnya kelu melihat wajah damai Mia, dan gadis itu tampaknya lelap dan dia yang seharusnya tidak mengganggu. Ihsan berdehem sejenak, seraya menahan kesedihan luar biasa. “Saya … saya minta maaf, atas keluarga saya … Dian … Gilang.” Ihsan berdehem lagi, melirik ke arah Mia dan dia yang tidak sanggup menahan tangisnya, tapi tetap berjuang melawannya. Mia dan Wisnu saling pandang, keduanya agak heran, tapi tidak yakin. Tiba-tiba, Mia mengigau, menyebut nama Ihsan. “Om, Om Ihsan.” Satu kali dan bibirnya terlihat berget

