Sepertinya Rita heran dan bingung di ujung sana, karena ada jeda diam beberapa detik, sampai pada akhirnya terdengar helaan napas pendek. “Kok?” decaknya bertanya. “Ya, dia bilang sudah punya pasangan.” “Hm, kamu tanya dia begitu?” Sara memejamkan matanya sejenak, mengingat pembicaraan singkatnya dengan Ihsan beberapa waktu lalu, pembicaraan yang menyebalkan. “Nggak, aku … aku langsung ajak dia makan malam, dan dia bilang sudah punya pasangan.” Tawa kecil di ujung sana, dan Sara yang menjadi sangat jengah, hingga tangannya mengepal kuat, dan dia tidak tahu marah kepada siapa. “Mungkin dia hanya mengaku-ngaku, menolak ajakanmu yang tiba-tiba itu,” ujar Rita. Sara membenarkan pendapat Rita dalam hati, dan dia yang telah melakukan kekonyolan, terlalu cepat mengajak Ihsan makan malam da

