Setelah mengikuti rapat di hotel hingga awal malam, Ihsan kembali ke gedung Rukmana, dan dia yang tidak beristirahat. Dia melanjutkan pekerjaannya di lantai lain bersama para pekerja kasar lainnya, juga berpakaian kerja lapangan lengkap dengan peralatan dan helm pengaman khusus. “Pak Ihsan, hapenya bunyi terus dari tadi,” ujar Kadir, salah satu pekerja Ihsan. Dia baru selesai makan malam, dan akan melanjutkan pekerjaan. “Aduh,” decak Ihsan, dia sedang tidak ingin dihubungi siapapun, bahkan sudah memberi tahu ke Mia bahwa dia yang sangat sibuk malam ini. Dia sempat berpikir bahwa Sara yang menghubunginya karena gadis itu sering meninggalkan beberapa panggilan di ponselnya. “Mau saya ambilkan, Pak Ihsan?” tawar Kadir, melihat Ihsan yang tampak lelah dan enggan beranjak dari posisinya. Ih

