Sara tertawa-tawa melihat wajah kaget Yosi. “Aku nggak serius, Yos. Aku juga mikir kalo main begituan, masih waras pikiranku.”
Yosi mendengus sinis. “Obsesi kamu yang ngarepin si duda itu sudah menunjukkan kalo kamu itu nggak waras, Sara. Apalagi sampe main dukun, aku yakin hidup kamu akan berakhir tragis di RSJ. Jauh-jauh sekolah di luar negeri, pulang-pulang malah main dukun.”
Sara mengulum senyumnya, membenarkan ucapan Yosi dan dia yang menyadari dirinya yang terlalu dalam mengharapkan Ihsan.
Yosi kembali duduk di ruangannya, dan para staf lainnya yang mulai berdatangan, termasuk Mia. Gadis itu malah masuk ke ruang kerja Minda dan bercakap-cakap sebentar dengan Minda dan staff lain yang ada di sana, lalu ke luar dan duduk di dalam ruang sekatnya yang nyaman.
Yosi memperhatikan ger
