Sepuluh hari sudah Savana tinggal kembali bersama kakaknya Dewa. Bersama sang kakak Ipar Sintia Fuji Lestari, Savana terus membenahi dirinya. Dari mulai penampilan, pola makan, bahkan Pendidikan untuk Kirana pun mulai diperhatikan oleh Dewa.
Penderitaan, rasa sakit, pengkhianatan dan hinaan Keluarga Permana yang terasa pedih, membuat Savana harus terus mendapatkan dorongan dan semangat dari kakaknya dan kakak iparnya untuk bisa melupakan semua hal buruk yang terjadi dimasa lalu.
Savana pun mencoba untuk kembali meniti hidup setahap demi setahap, mengembalikan identitas asli dirinya, yang menghilang selama lima tahun, terkurung oleh kepalsuan cinta Andika.
Penampilan Savana berubah total dari hari kehari. Tatapan matanya terlihat tajam tidak lagi kuyu seperti waktu itu. Aura kecantikannya terpancar jelas, membuat siapapun yang melihatnya akan terkagum dengan kecantikan Savana. Kecantikan seperti itu yang kini kembali, setelah lima tahun menghilang.
Hari ini, dengan mengenakan kemeja putih didalam dan blazer hitam, dipadu bawahan celana panjang berbahan katun berwarna hitam, dengan rambut panjang diikat kucir kuda, Savana tengah menuju perusahaan Niskala Corp. sesuai peremintaan kakaknya semalam.
Sesampainya di lobi kantor, Savana pun turun dari mobil setelah pintu dibuka oleh sopir yang mengantarnya.
“Terima kasih,” ucap Savana sambil tersenyum lalu berjalan memasuki loby kantor Niskala Corp untuk menemui Dewa disana sesuai perintahnya semalam.
Mata Savana memandang takjub dengan kemegahan kantor Niskala Corp. Pantas saja banyak orang yang menginginkan menjadi bagian dari Niskala Corp, bukan karena gajinya saja yang diatas UMR, tapi karena kantornya juga begitu megah dan mewah.
Savana berjalan mendekati resepsionis untuk bertanya. Belum sempat kata itu terlontar, terdengar suara seseorang menegurnya dari belakan.
“S – Savana?”
Savana membalikan badan menatap pemilik suara. Namun saat mengetahui siapa orangnya, wajah Savana berubah keruh.
‘Mas Andika? Ngapain dia disini?’ batinnya merasa kaget dengan kemunculan sang mantan suami.
Manta Andika membulat menatap Savana dari atas sampai bawah. Pria itu tidak menyangka, bagaimana bisa istri yang dulunya lusuh berubah begitu bersinar seperti seorang dewi hanya dalam waktu sepuluh hari?
Kalau masalah kencantikan, Andika sangat tahu betul kalau Savana memiliki wajah yang sangat cantik. Bahkan dirinya mengakui, walau pun berpenampilan lusuh, tapi aura kencantikan Savana sama sekali masih terpancar. Itulah alasan sebenarnya Andika menolak menceraikan Savana waktu itu. Tapi karena gengsi untuk mengakuinya, Andika pun menepis semua itu dan memutuskan untuk menceraikan Savana, walau dengan terpaska.
Namun penampilan Savana kali sangat berkelas. Dia tidak terlihat seperti seorang pembantu seperti waktu masih menjadi istrinya.
Andika menautkan alisnya, menatap tajam Savana. “Sedang apa kamu disini?” tanya Andika merasa tidak senang melihat kehadiran mantan istrinya yang tampil mempesona. ‘bagaimana bisa si Savana berubah seperti ini? apa jangan – jangan dia menjalin hubungan dengan salah seorang bos di perusahaan ini?’ pikirnya mulai curigai mantan istrinya melakukan hal yang tidak – tidak.
Bagaimana tidak memiliki pikiran seperti itu, Andika mengusir Savana tanpa memberikan sepeser pun uang waktu itu. Darimana Savana memiliki uang untuk melakukan perawatan dirinya, kalau tidak menjadi simpanan seseoarng yang berduit?
Melihat reaksi wajah Andika yang mencurigainya, Savana mendengus kasar. Dia tahu kalau saat ini mantan suaminya sedang memikirkan hal buruk tentang dirinya.
“Siapa dia, mas?”
Belum sempat Savana membuka mulutnya untuk menjawab, seorang wanita muda bahkan lebih muda darinya yang berdiri disamping Andika langsung bertanya. Tentu saja Savana pun bisa menebak kalau perempuan itu adalah Ziya Adikara.
Mendengar pertanyaan Ziya, Andika pun mengangguk.
“Kok bisa perempuan seperti dia masuk keperusahaan sebesar ini? apa keamanan disini kurang ketat?!” Tak ayal lagi, Ziya langsung memberi salam perkenalan dengan kata – kata merendahkan Savana.
Andika menyunggingkan senyum mengejek. “Bisa jadi dia mau ngelamar kerja. Tapi, apa cocok wanita kampungan seperti dia bekerja di perusahaan sebenar ini?” jawab Andika asal ceplos saja, karena sengaja untuk semakin mempermalukan Savana.
Mendengar ucapan Andika, Ziya terkekeh. Lalu berkata lembut. “Jangan gitu, walau bagaimana pun juga, dia itu mantan istri kamu loh,” ucapnya melirik sinis kearah Savana. “Tentu saja masih ada pekerjaan yang cocok untuk perempuan macam dia. Menjadi office girl atau cleaning sevice diperusahaan sebesar ini, pasti gajinya sangat menjanjikan,” tambahnya sambil kembali terkekeh meledek Savana.
‘Sialan! Sungguh manusia tidak tahu malu, dikira siapa dirinya sampai berkata buruk seperti itu tentang aku! Lihat saja, aku akan memberi pelajaran pada keduanya,” batin Savana sambil membalikan badannya.
Malas untuk menghadapi dua manusia yang tidak tahu malu itu, Savana pun memutuskan untuk mengabaikan keduanya. Dia memilih untuk pergi menemui kakaknya yang mungkin sedang menunggunya.
Merasa terhina karena diabaikan, Andika pun memasang wajah keruh. Tangannya seketika meraih tangan Savana untuk mencoba menahan laju mantan istrinya itu. “Sombong banget kamu! Mentang – mentang sudah menjadi simpanan bos disini! Beraninya mengabaikan kami!” bentak Andika dengan nada keras, sengaja menarik perhatian banyak orang disekitar lobi.
Savana langsung menepis kasar tangan Andika. “Yang sopan kalau jadi orang? Kamu pikir, kamu siapa?” Ziya membelalakkan matanya dan bersiap untuk menjawab, namun Savana kembali menambahkan. “Dan…”
Plakk!
Satu tamparan keran mendarat di pipi Andika, membuat semua orang terkejut seketika, termasuk Ziya. “Itu hadiah bagi orang yang suka menebar fitnah!”
“Sialan, kamu Savana! Beraninya menamarku! Rasakan ini!” Andika mengayunkan tangannya berniat membalas tamparan Savana. Namun?!
Tap!
Sebuah tangan kekar mencekal erat pergelangan tangan Andika, lalu memelintirnya membuat Andika meringis kesakitan.
"Jangan pernah berani menyentuh Savana! Atau aku patahkan tanganmu!” bentak seorang pria sambil menghempaskan tangan Andika dengan kasar.
“Lihat, itu Tuan Bayu!” pekik beberapa karyawan perempuan yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat kejadian.
“Wah…gantengnya!” ucap yang lain sambil menelangkup pipinya dengan kedua tangan. Matanya membulat menatap Bayu yang berdiri tegap disamping Savana.
Ziya yang mengenal sosok Bayu Arghadana pun seketika terkejut. Wanita itu sama sekali tidak menyangka kalau Bayu mengenal Savana, dan mencoba melindunginya.
‘Apa maksudnya ini? kenapa mantan istrinya Mas Andika mengenal sosok orang besar seperti Bayu Arghadana? Siapa dia sebenarnya?’ bantin Ziya mencoba mencerna kejadian itu. pikirannya terus berkelana mencari jawaban yang pas untuk pertanyaanya itu.
Bohong kalau Ziya tidak kaget dengan kemunculan Bayu Arghadana ditempat itu. Sebagai nona muda dari keluarga kaya, tentu saja Ziya tahu siapa Bayu Arghadana. Gadis itu pun segera menunjukan sikap ramah dan mencoba untuk menjelaskan kejadiannya pada Bayu.
Namun sayangnya, belum sempat Ziya berucap, Andika yang memang berasal dari keluarga biasa pun langsung membentak kesal Bayu. “Sialan! Siapa kamu! Beraninya kamu mencampuri urusanku!”
Semua orang seketika tercengang mendengar sikap kasar Andika. Beragam komentar miring pun langsung bermunculan seketika.
Bayu seketika menajamkan tatapannya, “Siapa aku? Kamu tidak perlu tahu. Tapi aku akan turun tangan jika ada orang yang mencoba menyakiti Savana, apa kamu paham!”
Mendengar perkataan Bayu, dan takut Andika mengetahui siapa Savana sebenarnya, dengan cepat Savana menarik tangan Bayu dan mengajaknya pergi. “Gak usah diladeni, Mas. Sebaiknya kita pergi,” mereka pun pergi menuju lift yang kebetulan terbuka.
Melihat kejadian itu Andika dan Ziya tercengang. Berbagai spekulasi pun memenuhi pikiran Ziya. Jangan – jangan Savana menjalin hubungan dengan Bayu Arghadana. Sementara Andika terlihat seperti terbakar api cemburu, melihat mantan istrinya menggandeng seorang pria tampan dan gagah dihadapannya.
‘Sial!,’ maki Andika dalam hatinya. ‘Beraninya si Savana memperlihatkan kemesraan dengan laki – laki lain dihadapanku!’ geramnya dalam hati, matanya menatap punggung Savana yang sudah masuk kedalam lift. ‘Lihat saja, aku akan balas penghinaan ini Savana!’
Sementara itu, didalam lift tampak Savana masih terlihat begitu kesal dengan kejadian tadi. Kenapa bisa dirinya bertemu dengan mantan suaminya? Padahal Savana sama sekali tidak mengharapkan bertemu dengan mantan suaminya.
“Kamu tidak apa – apa?” tanya Bayu yang berdiri disamping Savana sambil memandanginya.
Savana menoleh kearah Bayu Arghadana yang sedang memandanginya dengan cermat. “Aku…baik – baik saja, mas,” jawab Savana sedikit gugup.
Bayu menarik nafas lega, lalu kembali bertanya. “Kamu…mengenal mereka berdua?” Savana mengangguk, “Siapa…mereka?” tanyanya lagi.
“Mas Andika, mantan suamiku…dan calon istrinya yang baru, Ziya Adikara,” jawab Savana dengan tegas. Lalu balik bertanya. “Mas…Bayu, mau ketemu kak Dewa?”
Bayu mengangguk sambil menjawab. “Iya, kakakmu memintaku untuk datang pagi ini. sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan.”
Savana mengangguk. Tentu saja dia tahu kalau Nalendra Enterprise memang sejak dulu menjalin hubungan kerjasama dengan Arghadana Group. Tentu bukan hal yang luar biasa kalau Bayu diajak Dewa untuk membahas masalah pekerjaan.
“Kamu sendiri, mau menemui kakakmu?” tanyanya kembali.
Savana mengangguk. “Kak Dewa meminta aku untuk datang menemuinya. Katanya ingin memberikan pekerjaan buatku di Niskala Corp,” jawabnya jujur.