31

2047 Words

Aeji masih terdiam di mobil. Sehun juga baru saja memasuki mobil setelah membeli obat pusing di apotek. "Minumlah," kata Sehun dengan sebutir obat dan air putih. Aejipun meminumnya. "Sudah lebih baik?" Aeji mengangguk. Hujanpun mulai membasahi Kota Gwangju. Sehun melihat Aeji masih terdiam. Seperti tengah memikirkan sesuatu tapi Sehun enggan untuk bertanya dan pria itu memilih untuk menghibur gadis ini akan lebih baik. Pria itu langsung saja melajukan mobilnya ke arah lain yang tidak menuju Seoul karena ia tahu tempat yang cocok di saat situasi seperti ini untuk menghilangkan penat. Bahkan saat Sehun mengarah ke arah yang berbeda, Aeji pun tak menyadarinya. Kalau Aeji dalam keadaan normal ia pasti akan menegur Sehun dan mengomelinya untuk segera ke Seoul karena waktu sudah larut. Tid

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD